Potensi Wisata Inhu, Riau: Ada Cerita Batu-Batu Legenda (Bagian-2)

1517
Sungai Batang Gansal yang jernih dan asri. Foto: MCR

Riau, edisiana.comBukan hanya air terjun nikmati di Desa Rantau Langsa, Indragiri Hulu (Inhu), Riau. Tapi wisatawan juga bisa menikmati wisata susur Sungai Batang Gansal. Menyusuri hulu sungai, dengan menggunakan perahu motor kapasitas tujuh orang penumpang.

Biaya sewanya pun relatif murah. Mulai Rp.500 ribu hingga Rp.1 juta, tergantung jarak tempuhnya. 

Di sepanjang aliran sungai, disuguhi lanskap hijau asri. Di tepiannya terlihat sejumlah batu yang memiliki cerita legenda.

Pemandu wisata yang ikut mendampingi wisatawan, akan membantu menjelaskan cerita legenda batu-batu itu. 

BACA JUGA:  Gubernur Riau Sudah Negatif Covid-19, Jalani Pemulihan di Rumah

Adapun sejumlah batu yang menjadi cerita legenda di tempat itu adalah, batu tobat (batu penghalang), batu hibatnasi, batu babi, batu naga, batu lipat kain, lubuk kodil, dan halaman bidadari. 

Tidak hanya batu legenda, ketika menyusuri sungai bila ada pengunjung yang memiliki nyali besar, pemandu wisata akan menawarkan wisatawan singgah naik ke darat untuk melihat gua harimau. Lokasinya berada di sekitar Dusun Pengayoman. 

Setelah sekitar 1 jam 30 menit melakukan perjalanan sungai, pemandu wisata mengajak singgah para wisatawan di Dusun Bengayawan. Lokasi ini merupakan salah satu tempat yang dihuni oleh kelompok suku Talang Mamak. 

BACA JUGA:  Sah, UMP Riau Tidak Naik

Di sini wisatawan bisa melihat bagaimana kehidupan asli suku Talang Mamak yang sangat bergantung dengan hutan alam. Mulai dari mencari getah damar, berkebun karet dan jernang, hingga aktifitas budidaya madu kelulut. 

Suku Talang mamak masih kental melakukan tradisi adat yang diwarisi secara turun temurun.

Seperti, tradisi kementan untuk pengobatan penyakit, tradisi gawai untuk pesta pernikahan, tradisi tambat kubur untuk mengenang 100 hari kematian dan khitanan untuk anak laki-laki. 

BACA JUGA:  14.235 Pasien Covid-19 Sembuh, 1.958 Orang Jalani Isolasi

Tradisi, budaya dan kehidupan suku Talang Mamak yang hidup berkelompok ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi turis.

Ditambah lagi keramahtamahan suku Talang Mamak ketika menyambut wisatawan berkunjung yang tidak perlu diragukan lagi.

Walau Talang Mamak hidup berkelompok jauh dari modernisasi, namun mereka terbuka menerima kunjungan wisatawan. 

Dan jika sampai ke hulu sungai, Dusun Talang Mamak terakhir yang dijumpai adalah Dusun Datai. Untuk bisa sampai ke sana membutuhkan waktu 2 hari 1 malam.(maq)

BAGIKAN