Bola, edisiana.com – Thomas Tuchel merupakan salah satu manajer yang sukses menaklukkan tim asuhan Pep Guardiola. Sepanjang karir Tuchel di Liga Inggris terutama musim kemarin.
Dalam tiga pertandingan menang berturut-turut. Bahkan bisa meraih empat kemenangan berturut-turut jika besok malam Chelsea bisa mengalahkan Manchester City di kandangnya sendiri.
Ada fakta menarik kala Tuchel masih menangani klub di Bundesliga bersama Pep Guardiola. Yang waktu itu Pep menukangi Bayern Munich. Bos Chelsea ini tidak pernah bisa mengalahkan Guardiola.
Tuchel dan Pep akhirnya mengikuti jejak Jurgen Klopp pindah ke liga Inggris. Setiba di Stamford Bridge ia meraih tiga kemenangan terhadap City dalam tiga kompetisi berbeda dalam waktu enam minggu di akhir musim lalu. Yakni Liga Inggris, Piala FA dan Liga Champions.
“Itu semua yang dibicarakan semua orang di City,” kata mantan gelandang Michael Brown, yang akan berada di Stamford Bridge untuk siaran langsung Radio 5 yang dikutip BBC.
Nah besok malam dua manajer top itu bertemu kembali di ajang pekan keenam Priemer Leugue. Dengan tingkat klasemen yang beda.
Chelsea saat ini berada di puncak klasemen dan belum terkalahkan. Dalam lima kali pertandingan hanya sekali seri. Sementara The Citizens hanya berada di urutan kelima.
Karena City hanya memperoleh 10 poin. Bermain lima kali, tiga kali menang, satu kali seri dan sekali kalah dari Tottenham Spur.
Sebenarnya Tuchel belum seukuran kuku dengan Pep, tetapi pada hari Sabtu besok juga akan mendapat sorotan para semua orang.
Sebab, sejak tiba di Inggris pada bulan Januari lalu, setelah menaklukkan Eropa, timnya saat ini berada di puncak klasemen domestik.
Seperti juga Guardiola, kemampuan beradaptasinya di Chelsea adalah kunci kesuksesannya yang berkelanjutan.
“Hal yang paling menarik bagi saya tentang Tuchel musim ini adalah bahwa saya pikir dia membuang sistem 3-4-3 yang membawa Chelsea ke final Liga Champions dan memenangkannya dalam pertandingan itu,” kata pakar bola Pat Nevin.
Mereka, tambahnya mulai memakai formasi 3-5-2. Dengan Kai Havertz atau Timo Werner bersama Romelu Lukaku. “Anak laki-laki itu bekerja dengan baik ketika ada N’Golo Kante, Jorginho dan Mateo Kovacic di belakang mereka,” imbuhnya.
“Tentu saja Tuchel masih bisa kembali ke formasi lamanya ketika dia mau, bahkan selama pertandingan,” sambungnya.
Menurut Nevin, Tuchel dan Guardiola pada dasarnya adalah dua operator taktis terbaik dalam permainan saat ini. Bisa membaca permainan, bereaksi terhadap apa yang terjadi dan memengaruhinya.
“Saat ini, pengambilan keputusan Tuchel sangat bagus dan tampaknya membuat perbedaan dengan sangat cepat. Melawan Spurs pekan lalu, memasukkan N’Golo Kante di babak pertama benar-benar mengubah permainan,” terangnya.(maq)