Kisah Legenda Bola Maradona (Bagian-2): Jadi Pemain Termahal Dunia, Beri 3 Tropi untuk Keledai Kecil

1142

Bola, edisiana.com – Maradona hengkang dari Boca Junior. Pada satu tahun kemudian. Dia pindah ke klub raksasa Spanyol, Barcelona. Nilai transfernya memecahkan rekor pemain termahal pada zaman itu. Ya, Barcelona membayarnya sebesar 7,6 juta dolar Amerika pada 1982.

Namun dalam debutnya di Barcelona ia mengalami banyak kendala. Baru tiga bulan di Barca, dia pun divonis punya penyakit gula. Akibatnya pemain Argentina itu tidak bisa membela klub selama tiga bulan.

Selesai menjalani perawatan, tahun berikutnya dia mengalami cedera parah. Saat menjalani laga kontra Athletic Bilbao. El Diego mengalami retak pada engkel sekaligus kerusakan ligamen setelah beradu dengan bek Bilbao, Andoni Goikoetxea.

BACA JUGA:  Mbappe Klaim Dirinya The Next Bintang Ballon d’Or

“Saya merasa seperti ada kapak menghantam dari belakang. Saya tahu segalanya telah hancur,” kata Maradona dilansir sportbola yang dikutip dari Guardian.

Ia pun akhir meninggalkan Barcelona. Memilih bergabung bersama Napoli dua tahun kemudian. Dengan bandrol 5 juta poundsterling.

Maradona disambut 80.000 penggemar di Stadion San Paolo ketika dia tiba dengan helikopter. Sebab mereka yakin Maradona adalah seorang pahlawan baru bagi klub Seri A itu.

BACA JUGA:  Aboubakar Hancurkan Kemenangan Serbia

Benar. Maradona mengantarkan Napoli menjuarai Serie A untuk pertama kalinya pada 1987. Keberhasilan ini melambungkan namanya. Para fans memuji-mujinya.

Setahun sebelum ini, Maradona juga membawa Argentina menjadi juara Piala Dunia di Mexico. Pada laga final melawan Inggris, gol Maradona membuat kontroversial. Sebab, gol yang dicetak pada menit ke 51 itu menggunakan tangan. Timnas Inggris protes, tapi wasit mengesahkannya dan menjadi sejarah gol ‘Tangan Tuhan’. Pertandingan final ini berakhir dengan skor 2-1.

BACA JUGA:  Ten Hag Ajak Van Persie Kembali ke Old Trafford

Bukannya hanya itu raihan prestasi El Diego. Masih bersama Napoli, Maradona memberikan kampiun Piala UEFA pada 1989 untuk Si Keledai Kecil, julukan Napoli. Setahun berikutnya Napoli menjuarai Serie A yang kedua pada 1990.

Selama lima hari jalan-jalan Kota Naples dipadati ribuan orang untuk merayakan kemenangan. Pesta ini menyebabkan Maradona susah bernapas karena padat manusia. “Ini adalah kota yang hebat, namun saya susah bernapas. Saya ingin bebas berjalan ke mana-mana. Saya hanyalah seorang pemuda pada umumnya,” kata Maradona semasa merayakan kampiun.(maq/bersambung)

BAGIKAN