edisiana.com – Tahun 2020 silam, Alejandro Garnacho diincar banyak klub besar. Mengingat bakat bola yang dimiliki pemain kelahiran Spanyol itu. Manchester United, salah satu di antara klub itu.
Di usia 16 tahun, Garnacho diboyong ke Old Trafford dari klubnya Atlético Madrid. United pun menggadang-gadangkan ia akan menjadi calon bintang. Yang berkarakter permainannya mirip seperti Ronaldo.
Apalagi ketika gol saltonya beberapa waktu mirip dengan gol Ronaldo saat masih di Premier League. Sejak itu pun ia dijuluki The Next Cristiano Ronaldo.
Namun semua telah berubah. Sejak Rúben Amorim datang ke Theater Dreams. Garnacho terbuat dan masuk kotak sama seperti Rashford. Bahkan terbuang.
Amorim menilai pemain berwarganegara Argentina itu sangat berbakat, tapi tidak bisa mengikuti taktik yang diterapkannya. Atas pertimbangan itu ia sering di bangku cadangan.
Sangat berbeda dengan Barcelona. Hans Flick mengandalkan pemain-pemain muda yang bertalenta. Seperti Yamin Yamal, Germain Lopez dan lainnya.
Racikan ini membuat klub Catalan itu makin berjaya. Madrid dilibas 5-2 dan laga lainnya berpesta gol saat menjamu Valencia. Yang dihajar sampai 7-1. Keren bukan?.
Sementara itu Tottenham Hotspur kalah dengan Leicester City 1-2. Dan ini menjadi kekalahan kesekian kalinya. Ujung-ujung fans Spurs murka.
Mereka membentangkan sepanduk di stadion Tottenham Hotspur. Yang bertuliskan dalam 24 tahun sudah 10 kali pergantian manajer dengan memperoleh satu trofi. Dan saat yang tepat untuk melakukan pergantian lagi.
Namun demikian pihak klub masih mempertahankan pelatihnya Ange Postecoglou kendati sang manajer sempat bertengkar dengan fans. Namun Ange Postecoglou tetap siap-siap untuk dipecat jika laga berikutnya kalah lagi.***