
edisiana.com – Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan layanan kesehatan berstandar internasional di dalam negeri untuk mengurangi jumlah masyarakat yang berobat ke luar negeri.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI yang diwakili oleh Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Rizal Edwin Manansang, mengungkapkan bahwa hampir dua juta warga Indonesia setiap tahunnya masih memilih menjalani perawatan medis di luar negeri. Akibatnya, negara mengalami potensi kebocoran devisa hingga mencapai Rp200 triliun per tahun.
“Kehadiran rumah sakit berstandar internasional di dalam negeri akan menjadi solusi untuk mengurangi fenomena tersebut, sekaligus memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Rizal Edwin Manansang dalam memberikan sambutan di peletakan batu pertama pembangunan Mayapada Apollo Batam International Hospital (MABIH).
Sebagai bagian dari strategi tersebut, pemerintah kini mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata dan Kesehatan Internasional Batam. Langkah ini merupakan kelanjutan dari pengembangan KEK Kesehatan Sanur di Bali yang telah lebih dulu diluncurkan.
“Dengan inisiatif ini, Batam dapat menghadirkan layanan kesehatan berkelas internasional bagi masyarakat Indonesia dan juga pasien dari luar negeri,” tambah Rizal.
Pengembangan KEK ini diharapkan tak hanya menjadi solusi layanan kesehatan, namun juga mampu mendorong pertumbuhan sektor pariwisata medis dan menciptakan pusat layanan kesehatan unggulan di kawasan Asia Tenggara.(*)