Bola, edisiana.com – Manchester City memastikan lolos ke semifinal Piala Champions usai menang 2-1 atas Borussia Dortmund. The Citizens pun nanti akan bertemu Paris Saint-Germain.
Phil Foden merasakan intensitas penyiksaan yang dialami Pep Guardiola.
Karena, ketika maestro muda Mancunian ini mencetak gol dan memastikan kemenangan, dia langsung berlari ke arah manajernya.
Dan keduanya lama berpelukan dengan erat. Ini merupakan satu bagian kegembiraan dan bagian kelegaan serta melepaskan kebahagiaan.
Selama ini, Guardiola sangat berhati-hati dengan kemajuan Foden. Foden juga bersabar, sementara peluang startnya dijatah dengan sangat ketat oleh pelatih Catalan.
Namun inilah momennya, saat ia dimainkan ke dalam semifinal Liga Champions untuk pertama kalinya dalam lima upaya.
Pemain berusia 20 tahun itu telah menikmati banyak momen besar selama City mengejar quadruple – terutama penampilan man of the match dalam kemenangan 4-1 atas Liverpool di Anfield.
Tapi ini, bersama dengan pemenang di leg pertama dari pertandingan perempat final ini, adalah yang paling signifikan dari semuanya.
Dari catatan terakhir City berhasil mencapai semifinal pada masa-masa dilatih Manuel Pellegrini. Tahun 2019 sempat masuk perempat final, tapi akhirnya kandas di tangan Tottenham Hotspur yang kala itu dilatih Pochettino.
Dan pada semi final nanti mereka akan menghadapi Paris Saint-Germain yang dilatih Mauricio Pochettino.
Pertemuan antara City dan PSG pada 27 April mendatang itu – merupakan duel Clasico Minyak Abu Dhabi melawan Qatar. Juga mengadu Neymar dan Kylian Mbappe melawan tim indah Guardiola.
Pada laga Dortmund dan City tadi pemain muda Jude Bellingham sempat mengejutkan Pep Guardiola. Pada menit 20 pemain Inggris itu mencetak gol.
Namun di babak kedua Pep Guardiola sedikit lega. Karena anak asuhnya menyamakan kedudukan. Gol disumbangkan oleh Riyad Mahrez melalui titik pinalti.
Baru setelah itu City menyegel pertandingan melalui tendangan keras Foden pada menit ke-76.
Lolosnya City ke semifinal ini, merupakan prestasi Guardiola di Liga Champions. Setelah keluar dari Barcelona. Sebab sejak menangani Bayern Munchen dan City baru kali ini anak asuhnya ke semifinal.
Makanya sang manajer sering menyindir bahwa dia akan dianggap sebagai ‘kegagalan’ jika dia tidak memenangkan Liga Champions bersama City.
Apalagi gagal City mencapai semifinal dalam empat musim sebelumnya jelas merupakan noda pada CV-nya.
Musim ini, sebenarnya Guardiola pusing. Ia banyak memikir susunan pemain. Lantaran padatnya jadwal pertandingan.
Apalagi sang striker Sergio Aguero kini kekuatannya mulai memudar. Guardiola slalu memgotakatik ‘false nine’. Alhasil para gelandang seperti Foden menjadi andalannya.(maq)