edisiana.com – Mantan wasit FIFA Jonas Eriksson mengatakan pelanggaran krusial terlewatkan beberapa saat sebelum Dumfries menangkap kaki Kane dengan percobaan bloknya. Dan seharusnya Inggris tidak mendapatkan penalti.
Eriksson, pernah memimpin Piala Dunia 2014 dan juga di final Piala Super UEFA Chelsea pada tahun 2013 dan final Liga Europa Liverpool pada tahun 2016.
Ia menunjukkan bahwa pemain sayap Inggris Bukayo Saka handball saat bola sebelum sepakan Harry Kane diblok dan mengakibatkan penalti melawan Belanda.
Tayangan ulang televisi menunjukkan bahwa bola memang memantul dan mengenai tangan Saka sebelum jatuh ke Kane untuk melepaskan tembakan ke gawang.
Eriksson yakin VAR seharusnya melakukan intervensi untuk menggagalkan penalti Inggris. “Di sini, saya terkejut bahwa mereka tidak pergi dan melihat serta membatalkan penalti,” kata Eriksson seperti dilansir MetroSports pada Kamis ini.
“Menurut buku peraturan, itu adalah penalti. Kenyataannya, ketika Anda harus menafsirkannya, menurut saya itu bukan hukuman,” ujarnya.
“Ini adalah keputusan yang jelas [dari Saka] dan itu berarti tidak ada penalti yang diberikan kepada Kane,” tegasnya.
Belanda memimpin terlebih dahulu pada menit ketujuh. Melalui tendangan jarak jauh Xavi Simons yang luar biasa. Tapi Inggris mendapat peluang untuk menyamakan kedudukan menyusul keputusan penalti yang bagus.
Bek Belanda Denzel Dumfries berusaha memblokir tembakan Harry Kane tetapi dihukum karena memotong kaki kapten Inggris itu.
VAR meninjau insiden tersebut dan setelah menonton kembali rekaman di monitor sisi lapangan, wasit Felix Zwayer menunjuk titik putih.
Kane melangkah untuk mencetak gol yang membuat Inggris menyamakan kedudukan. Saat pertandingan tampaknya akan berlanjut ke perpanjangan waktu, Ollie Watkins memecahkan ketegangan di menit ke-90.
Ia memastikan kemenangan terakhir bagi The Three Lions, yang sekarang bermain melawan Spanyol di final Euro 2024 pada hari Senin dinihari.(maq)