
edisiana.com – PT Mc Dermott Indonesia resmi memulai proyek strategis Tennet 2GW HVDC, sebuah proyek pembangunan sistem transmisi listrik dari Offshore Wind Farm yang akan disalurkan ke Jerman. Proyek ini menjadi yang pertama dari jenisnya di Kota Batam dan diperkirakan akan membuka hingga 6.000 lapangan kerja hingga tahun 2029.
Fabrication Project Director PT Mc Dermott Indonesia, Emha Antariksa, menjelaskan bahwa proyek ini menggunakan teknologi High Voltage Direct Current (HVDC), yang dirancang untuk mendukung pengaliran energi terbarukan jarak jauh secara efisien.
“Untuk jenis proyek seperti ini, kami menyebutnya HVDC, dan ini merupakan yang pertama kali dikerjakan di Batam. Proyek ini akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, mencapai 6.000 orang sampai tahun 2029,” ungkap Emha.
Dalam acara peluncuran proyek yang digelar pada Selasa, 3 Juni, turut hadir Anggota Bidang Administrasi dan Keuangan BP Batam, Alexander Zulkarnain.
Dalam sambutannya, Alexander memberikan apresiasi tinggi kepada PT Mc Dermott Indonesia atas inisiatif strategis yang diyakini akan menjadi tonggak penting dalam mendorong pertumbuhan investasi di Batam.
“BP Batam memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PT Mc Dermott Indonesia atas peran aktifnya sejak tahun 1973 dalam menghadirkan proyek-proyek besar di Batam. Proyek Tennet 2GW ini kami harapkan berjalan lancar, membawa manfaat besar bagi masyarakat, serta menjadi contoh investasi berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia,” ujar Alexander.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa proyek ini akan memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi daerah melalui penciptaan lapangan kerja, alih teknologi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kepulauan Riau, khususnya Batam.
“Kehadiran proyek ini turut memperkuat posisi Batam sebagai hub energi dan industri, serta membuktikan bahwa Batam mampu menarik investasi besar dan berteknologi tinggi,” tambahnya.
BP Batam, kata Alexander, akan terus berkomitmen memberikan kemudahan perizinan, kepastian hukum, dan dukungan infrastruktur guna menciptakan iklim investasi yang kondusif.
“Kemitraan antara sektor publik dan swasta seperti ini adalah kunci dalam mewujudkan Batam sebagai kawasan investasi yang unggul dan berdaya saing,” tutupnya.(*)