Bola, edisiana.com – Everton tampil mengejutkan dì Goodson Park pada Ahad malam, 30 April 2022. Kekalahan Chelsea 1-0 seakan membuktikan Frank Lampard lebih baik dari Thomas Tuchel.
Lampard pernah sakit hati dengan Chelsea. Dalam setengah perjalanan karirnya didepak dari Stamford Bridge. Dia lantas digantikan oleh Thomas Tuchel saat itu lagi menganggur setelah dipecat Paris Saint Germain.
Lampard pun jadi pengangguran sejati. Legenda The Blues itu tidak ada kerjaan. Dia hanya sebagai bapak rumah tangga dalam beberapa bulan.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Pada pertengahan Januari 2022 Rafael Banitez dipecat The Toffees. Ada sejumlah kandidat yang pada waktu itu. Di antaranya, Frank Lampard. Mantan gelandang Chelsea akhir lolos dan ditunjuk sebagai manajer Everton.
Namun menghadapi banyak masalah. Lampard harus bisa mengangkat Everton yang berada di jurang degradasi. Bukan hanya itu Everton juga mengalami krisis keuangan.
Alhasil sampai pekan kemarin Lampard belum bisa menyelamatkan skuadnya. Masih di kotak degradasi. Namun ada momen spesial pada Ahad malam kemarin di Goodison Park. Secara head to head Lampard versus Tuchel.
Everton mengamankan tiga poin dalam upaya mereka untuk menghindari degradasi. Richarlison mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan tersebut.
Everton dihadiahi sebuah gol meskipun setelah Cesar Azpilicueta terlalu lama menguasai bola di tepi kotak dan kehilangan penguasaan bola oleh striker Brasil itu.
Tidak mengherankan, Tuchel tidak terkesan dengan pertahanan Chelsea yang hanya menjaga satu clean sheet dalam empat pertandingan terakhir mereka.
“Kami kebobolan di menit pertama babak kedua dan itu menjadi lebih sulit. Cara kami memberikan gol ini benar-benar tidak perlu. Jika kami terus memberikan gol tandang, itu berakhir dengan hasil yang kami dapatkan baru-baru ini,” kata Tuchel dikutip dari Metro.
“Kami benci kalah, kami bertanggung jawab untuk itu, itu adalah tanggung jawab kami di Old Trafford untuk tidak memiliki lebih banyak – kami berjuang untuk memiliki clean sheet berturut-turut dan penampilan terbaik dan itulah sebabnya kami kalah,” imbuhnya lagi.
Menurutnya, memang skuadnya menguasai bola dan mengendalikan permainan selama pertandingan. “Tapi kemudian kami memberikan gol tandang dan itu membunuh permainan kami karena itu adalah segalanya yang diinginkan lawan,” ucapnya.
Sekarang Chelsea memiliki empat pertandingan dalam dua minggu terakhir. Tuchel berharap bisa mengubah permainan agar tetap oke sampai akhir musim.(maq)