Enrique dan Misi Menghapus Kutukan PSG di Liga Champions

179
Luis Campos, dan Luis Enrique. Foto: Getty via Daylimail

edisiana.com – Luis Enrique Martínez datang ke Paris dengan satu misi besar: menghapus kutukan Paris Saint-Germain yang selalu gagal meraih trofi Liga Champions. Kini, ia berambisi menjadi pelatih pertama yang membawa PSG meraih kejayaan Eropa. Tapi, siapa sebenarnya Luis Enrique? Inilah kisah perjalanan karier pria yang akrab disapa Lucho itu.

Awal yang Pahit, Tekad yang Kuat

Perjalanan sepak bola Lucho dimulai sejak usia 15 tahun. Ia mencoba peruntungannya dengan melamar ke klub kampung halamannya, Sporting Gijón. Sayangnya, klub itu menolaknya mentah-mentah.

Tak menyerah, Luis Enrique akhirnya bermain untuk tim muda La Braña, sebuah klub kecil dari lingkungan kelas pekerja di pinggiran Gijón. Di sinilah takdirnya mulai berubah. Ismael Fernández, pelatih La Braña, melihat potensi besar dalam diri bocah yang baru saja ditolak klub besar itu.

BACA JUGA:  Roma Taklukkan Como dengan Skor 2-1

Dengan keyakinan penuh, Ismael melatih dan membimbingnya. Hari demi hari, permainan Lucho makin matang. Ia mencetak gol demi gol, dan pada usia 18 tahun, Sporting Gijón akhirnya memanggilnya kembali.

Sejak itu, menukil Mundo Deportivo, semuanya berjalan cepat. Namanya mulai diperhitungkan di dunia sepak bola Spanyol.

Karier Gemilang Sebagai Pemain

Luis Enrique bersinar. Ia bermain untuk dua raksasa Spanyol—Real Madrid dan Barcelona—sesuatu yang jarang dilakukan pemain. Ia juga menjadi andalan di tim nasional Spanyol. Berbekal mental baja dan kecerdasan bermain, Enrique diprediksi akan sukses pula sebagai pelatih suatu hari nanti.

BACA JUGA:  Bale Yakin Wales Bisa Kejutkan Inggris

Dari Barça B ke Puncak Eropa

Karier kepelatihannya dimulai dari tim cadangan Barcelona, Barça B. Setelah itu, ia menjajal petualangan di luar negeri bersama AS Roma, lalu kembali ke Spanyol untuk melatih Celta Vigo.

Konsistensinya menarik perhatian Barcelona. Klub yang pernah ia bela sebagai pemain itu akhirnya menunjuknya sebagai pelatih utama.

Puncak kejayaan datang pada 6 Juni 2015. Di Olympiastadion Berlin, Enrique memimpin Barcelona mengalahkan Juventus 3-1 di final Liga Champions, sekaligus mempersembahkan gelar kelima bagi klub Catalan tersebut.

Tantangan Baru di Timnas dan PSG

BACA JUGA:  Arsenal Rekrut Pemain Porto dan Gabriel Menyusul

Setelah sukses di Barcelona, Enrique diangkat menjadi pelatih tim nasional Spanyol. Namun, ia gagal membawa tim meraih gelar. Hasil buruk membuatnya harus meninggalkan kursi pelatih La Roja.

Namun, kariernya tak berhenti di situ. PSG menunjuknya sebagai pelatih dengan harapan besar: membawa pulang trofi Liga Champions pertama mereka.

Kini, bersama PSG, Luis Enrique kembali ke tanah Jerman, ke Allianz Arena di Munich. Kali ini untuk menghadapi Inter Milan di final. Sebuah laga yang sarat makna. Dari ladang sederhana La Braña hingga panggung megah Liga Champions, Enrique ingin menutup lingkaran takdirnya dengan sejarah baru—menjadi raja Eropa bersama PSG.(maq)