Brussel, edisiana.com Kerusuhan terjadi ibukota Brussel, Belgia usai tim kesayangannya kalah dari Maroko pada hari Minggu kemarin. Selusin perusuh pun diamankan polisi.
Seperti laporan Mirror, polisi terpaksa menembakkan gas air mata dalam upaya mengendalikan massa yang rusuh. Dalam kejadian itu polisi menangkap sekitar selusin orang di Brussel. Sementara delapan orang lainnya ditahan menyusul kejadian buruk di Antwerp.
Rekaman menunjukkan pendukung menyalakan api di tengah jalan di ibu kota Belgia dengan mobil merah kemudian jendelanya dihancurkan sebelum dibalik.
Juru bicara polisi Ilse Van de Keere mengutuk kekerasan tersebut. “Sekitar jam 7 malam stuasi mulai tenang kembali dan patroli preventif tetap dilakukan di sektor terkait,” ujar Keere dikutip dari Mirror.
“Para perusuh menggunakan bahan piroteknik, proyektil, tongkat, dan membakar jalan raya umum. Juga, seorang jurnalis terluka di wajahnya oleh kembang api. Karena alasan inilah diputuskan untuk polisi mengerahkan meriam air dan penggunaan gas air mata,” imbuhnya menjelaskan.
Video lebih lanjut menunjukkan penggemar melemparkan kembang api dan batu bata ke arah lalu lintas. Sedangkan penggemar Maroko yang tinggal di pedesaan terus merayakannya.
Walikota Brussel Philippe Close mengeluarkan pernyataan keras untuk mengutuk kekerasan tersebut.
“Saya mengutuk keras insiden yang terjadi sore ini. Polisi sudah bertindak keras. Jadi saya menyarankan pendukung untuk tidak datang ke pusat. Polisi melakukan segala yang mereka bisa untuk menjaga ketertiban umum,” terangnya.
Ketegangan antara pendukung tampaknya meningkat menjelang pertemuan di Qatar dengan perkiraan seperempat juta penduduk negara itu adalah keturunan Maroko.
Kembang api dilemparkan di dekat stasiun kereta Brussel-Selatan sebelum kick-off, sementara adegan menjadi semakin ganas menjelang akhir pertandingan.(maq)