edisiana.com – Badan Pengusahaan (BP) Batam optimis kemungkinan kerja sama dengan KJP Johor Bahru dapat secara serius ditindaklanjuti.
“Persyaratan dari pemerintah, agar kita bisa mengembangkan KEK Kesehatan adalah bekerja sama dengan paling tidak satu brand Rumah Sakit Internasional yang menduduki 10 besar ranking dunia dan rumah sakit yang menjadi tujuan utama masyarakat Indonesia berobat,” terang Kepala BP Batam, Muhammad Rudi seperti dalam rilisnya, Jumat ini.
Rudi menerima kunjungan Konsulat Jenderal KJRI Johor Bahru Sigit S. Widianto yang hadir ke Batam dengan membawa Delegasi KPJ Kuala Lumpur Healthcare Berhad.
Tampak hadir OIC KPJ Healthcare Berhad, Pn Norhaizam Mohammad bersama Coo KPJ Healthcare Berhad, Yh Dato’ Mohammad Farid Salim; RCEO KPJ Southern, Eh Mohd Azhar Abdullah; delegasi KJRI Johor Bahru; serta delegasi Indonesia Investment Promotion Centre Singapura.
Pertemuan ini merupakan lanjutan pembahasan mengenai potensi kerja sama dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan Internasional di Sekupang.
Kepala BP Batam memaparkan bahwa Batam merupakan daerah strategis di Indonesia. Potensi Batam yang begitu besar, telah dikembangkan melalui pengembangan infrastruktur di semua lini mulai dari jalan, bandar udara hingga pelabuhan.
“Kami berusaha merubah wajah Kota Batam. Lima hingga 10 tahun ke depan, Batam akan menjadi Kota yang sangat indah, dan semakin menarik untuk investasi,” jelas Rudi.
Hal ini pun mendapatkan sambutan hangat dari Konsulat Jenderal KJRI Johor Bahru Sigit S. Widianto dan OIC KPJ Healthcare Berhad, Pn Norhaizam Mohammad.
“Bagi BP Batam dan KJP, keduanya melihat sebuah peluang kerja sama untuk meningkatkan fasilitas Kesehatan bagi masyarakat Indonesia di Batam. Karena kita pelu merevitalisai ide baru untuk meningkatkan konektivitas sehingga tercipta _mutual benefit_ kedua wilayah,” ucap Konsulat Jenderal KJRI Johor Bahru Sigit S. Widianto.
Ia mengakui bahwa Batam telah berkembang dengan pesat. Menurutnya, lokasi strategis dan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan di dalam KEK ini menarik.
Begitu pula dengan KPJ Johor yang telah memiliki kemampuan secara internasional. Data menunjukkan, bahwa Satu Juta Orang Indonesia secara rutin tiap tahun berobat ke KJP Johor.
Bagi Indonesia, Malaysia masih menjadi negara terbesar kunjungan wisata kesehatan dibanding tujuan negara lainnya.
“Ini adalah awal yang baik. Potensi itu besar dan ini yang akan kita dalami secara detil,” tutur Sigit S. Widianto optimis.(maq)