edisiana.com – Plh. Kepala BP Batam, Purwiyanto menyambut baik gagasan membuka jalur RORO (Roll-On/Roll-Off) Batam-Johor sebagai upaya mengembangkan sektor pariwisata dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Batam.
“Pariwisata tidak hanya tergantung dari jumlah wisatawan yang datang, tetapi juga jumlah uang yang berputar di Batam. Jadi dengan adanya jalur RORO ini objek wisata yang sudah ada bisa didorong pengembangannya,” jelas Purwiyanto dalam acara Rapat Koordinasi bertajuk: Peluang Pengembangan Pariwisata dan UMKM Melalui Jalur Kapal RORO (Roll-On/Roll-Off) Batam-Johor, pada Kamis, 21 November di Balairung Sari BP Batam.
Kegiatan in dihadiri oleh beberapa pemateri, antara lain Kepala Pusat Pengembangan KPBPBB dan KEK BP Batam, Irfan Syakir Widyasa; GM Unit Usaha Pelabuhan Penumpang BP Batam, Benny Syahroni; Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM, Ikaputra; Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata; Direktur Politeknik Negeri Batam, Bambang Hedrawan; Wakil Direktur 1 Batam Tourism Polytechnic, Agung Edy Wibowo, dan Kepala Bidang Hubungan Internasional dan Humas DPD ASITA Kepri, Sumantri Endang.
Sementara pesertanya lebih dari 100 peserta yang berasal dari FKPD Kota Batam, asosiasi pariwisata, dosen perguruan tinggi, dan sejumlah mahasiswa.
Menurut Purwiyanto, upaya ini sudah tepat dilakukan, mengingat negara-negara lain sudah bersaing untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
“Presiden RI, Bapak Prabowo, juga telah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Dan pariwisata bisa menjadi salah satu sektor yang dapat didorong untuk meningkatkan PDRB di Batam,” imbuhnya.
Irfan Syakir Widyasa memberikan materi di acara rapat koordinasi terkait jalur membuka Roro Batam – Johor. Foto: Humas
Meski demikian, Kepala Pusat Pengembangan KPBPBB dan KEK BP Batam, Irfan Syakir Widyasa secara gamblang mengatakan kesuksesan program ini membutuhkan dukungan dari pelaku usaha pariwisata, asosiasi, dan UMKM yang ada di Kota Batam. Untuk bersama-sama meningkatkan kualitas objek-objek wisata beserta layanannya.
“Karena sesuai data yang kami terima, lebih banyak WNI yang keluar daripada WNA yang masuk,” tuturnya.
Meski demikian, bila rencana pengoperasian rute RORO Batam-Johor ini terealisasi dengan baik, maka Batam akan mendapatkan sejumlah peluang pasar.
Di antaranya, peluang trafik penumpang Batam-Johor maupun sebaliknya mencapai 500.000 orang per tahun, peningkatan jumlah akomodasi dan lama tinggal wisatawan, peningkatan UMKM sektor pariwisata, serta potensi angkutan barang baik dari Batam maupun sebaliknya.
“Semoga masukan-masukan yang disampaikan oleh seluruh peserta yang hadir menjadi rekomendasi yang positif untuk mendukung gagasan ini,” tutup Irfan.(*)