Nanti Ex Camp Vietnam Berlanjut Kolektif Memori Dunia

426
Dewan Pakar Memori Kolektif Bangsa didampingi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mengunjungi Ex Camp Vietnam. Foto: Humas

Batam, edisiana.comDewan Pakar Memori Kolektif Bangsa didampingi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) melakukan verifikasi arsip dan peninjauan fisik Wisata Camp Vietnam, Sinam, Galang.

Saat ini, BP Batam sebagai pengusul utama untuk penominasian Arsip Pengungsi Pulau Galang sebagai Memori Kolektif Bangsa.

Wisata Camp Vietnam, yang berada di Desa Sijantung, Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau yang menjadi bukti sejarah sisi kemanusian di Indonesia, saat ini sedang diajukan BP Batam selaku Pengusul Utama sebagai Memori Kolektif Bangsa (MKB) Tahun 2022 sebagai MKB: Wajah Humanisme Indonesia.

MKB adalah arsip dari sejarah perjalanan bangsa yang merupakan aset nasional yang menggambarkan identitas dan jati diri bangsa Indonesia.

Selain BP Batam, sejumlah Kementerian turut mendukung terwujudnya Wisata Camp Galang menjadi nominator Memori Kolektif Bangsa. Di antaranya adalah Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Luar Negeri dan Tentara Nasional Indonesia, yang juga turut mengusulkan Register Arsip Camp Pengungsi Vietnam Sinam di Pulau Galang.

BACA JUGA:  All New BeAT, Desain dan Keamanan Baru

Dewan Pakar MKB dipimpin oleh Ketua, Dr. Muklis Paeni (Kepala Anri 1998-2003); didampingi oleh M. Taufik (plt Kepala Anri 2019-2021); Asep Kambali (Pakar Media); Ibu Multi Siswati (Direktur Layanan dan Pemanfaatan ANRI); dan Bening Tri H (Arsiparis) beserta tim Kementerian Luar Negeri yang dipimpin oleh Budi.

Lawatan mulanya dilakukan di Kantor BP Batam, Batam Center, pada Rabu,11 Mei. Anggota Bidang Administrasi dan Keuangan, Wahjoe Triwidijo Koentjoro, menyambut kedatangan rombongan ANRI di Ruang Rapatnya, Gedung Bida Utama, Lantai 7.

“Melalui Biro Umum, kami telah meregistrasi Wisata Camp Vietnam sebagai Memori Karya Bangsa. Proses dari akhir tahun lalu (2021). Tiga kali presentasi dan Alhamdulillah kita lolos sampai step ini. Mudah-mudahan hasil akhir nanti membawa kabar gembira untuk Batam,” terang Wahjoe usai menerima kunjungan ini.

BACA JUGA:  Kapasitas Terminal II Hang Hadim 9,6 Juta Penumpang

Lebih lanjut, ia berharap kedepan bila terwujud, penyematan Wisata Kemanusiaan Sinam Galang menjadi MKB, dapat mendorong sektor pariwisata Batam.

Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat apabila wilayah ini berhasil dinobatkan sebagai MKB, maka berikutnya Pemerintah secara paralel dapat mendorong keikutsertaan Wisata Camp Galang, dilevel yang lebih tinggi yakni Memory of the World (MoW) yang diinisasi oleh UNESCO, seperti halnya Monumen Nasional Candi Borobudur.

Sementara itu, hari berikutnya pada Kamis, 12 Mei, Dewan Pakar MKB beserta rombongan melaksanakan survey dan peninjauan lapangan dengan berkeliling di Kawasan Wisata Ex Camp Vietnam, Sinam, Pulau Galang.

Ketua Dewan Pakar MKB, Dr. Muklis Paeni, mengatakan Pemerintah melalui ANRI akan mengusulkan arsip pulau Galang tentang situs ini sebagai satu memori kolektif bangsa.

Program Registrasi Arsip sebagai MKB merupakan program khusus yang memfasilitasi pengajuan arsip sebagai warisan dokumenter yang memiliki nilai signifikansi nasional bangsa Indonesia.

BACA JUGA:  Wisman yang Datang ke Batam 150 Ribu per Bulan

Menurutnya, arsip di Galang-Batam ini berisi tentang kemanusiaan yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, diangkat tidak hanya dilakukan oleh Indonesia, tapi kemanusiaan dunia yang dilalukan oleh Pemerintah Indonesia.

“Ini akan diajukan menjadi memori kolektif bangsa, maka dia menjadi satu simpul ingatan untuk generasi yang akan datang jaman dulu pemerintah Indonesia telah melakukan satu kerja kemanusiaan,” ungkap Kepala ANRI Periode 1998-2003.

Dirinya meyakini, bentuk solidaritas dan aksi kemanusiaan yang telah dilakukan pemerintah Indonesia yang tercatat dalam sejarah Ex Camp Vietnam-Galang, menjadi bagian kerja dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Sehingga akan ada satu upaya lebih lanjut untuk mengangkat memori kolektif bangsa ini, menjadi memori kolektif dunia yang dilegitimasi oleh UNESCO.(maq)

BAGIKAN