Cegah Pencemaran Waduk, BP Batam Bangun STTR

1109
STTR yang dibangun BP Batam. Foto: Humas BP Batam

Batam, edisiana.com Asisten Manager Penanganan Limbah, Misyar Yunanto, mengemukakan, untuk penanganan pencemaran lingkungan dan waduk, Batam Pengusahaan (BP) Batam telah membangun beberapa Sedimentasi Trap Trash Rack (STTR).

Menurutnya, Sedimentasi Trap Trash Rack (STTR) merupakan sebuah alat untuk menyaring sampah yang akan masuk ke waduk. Sehingga air baku yang akan masuk ke waduk sudah dalam kondisi bersih dan aliran airnya sudah lancar.

Sesuai Detail Engineering Design (DED), untuk Waduk Duriangkang, rencananya akan dibangun sebanyak 12 unit. Tapi tidak semua sekaligus pembangunannya dilaksanakan.

BACA JUGA:  Masuk Destinasi Taman Rusa Cuma Rp5 Ribu, Lho

Rinciannya sebanyak delapan unit akan dibangun trash rack dan sisanya empat unit dibangun sand trap. “Waduk Sungai Harapan sudah dibangun satu unit dan selesai pada tahun 2020. Untuk di Waduk Duriangkang baru tiga unit, yaitu STTR 4, STTR 5 dan STTR 6,” kata Misyar dalam rilisnya pada Rabu, 13 Januari 2021.

“Dari enam waduk yang ada sudah terbangun empat unit STTR. Rencananya akan ada pembangunan lagi untuk waduk Tembesi satu unit STTR,” imbuh Misyar.

BACA JUGA:  Wakil Kepala BP Batam: Masalah Banjir Harus Selesai!

Teknisi pengelolaan limbah, Untung Suardi, menerangkan, tidak hanya sampah saja, tetapi lumpur dan pasir dapat tersaring di bangunan sedimentasi trap yang secara berkala dikeruk (normalisasi) untuk menghindari pendangkalan waduk. Sehingga kapasitas tampung waduk dapat dipertahankan dan air baku dapat terjaga untuk pemenuhan air bersih bagi masyarakat Kota Batam

“Jika terjadi hujan selama 2-3 jam, sampah yang ditampung sudah penuh satu bak atau sekitar 3 sampai 4 meter kubik. Jika hujan seperti kemarin (Minggu, 10/1/2021), satu hari bisa dua kali lipat sampah yang kita tampung,” jelas Untung Suardi.

BACA JUGA:  BP Batam Juara Satu, Air Batam Hilir Juara Tiga

Untung, menambahkan, STTR tetap dijalankan setiap hari dan bisa dihidupkan dengan sistem otomatis. Sementara itu, untuk pengelompokan sampah saat ini hanya kayu yang dapat pisahkan, karena kayu tidak bisa dihancurkan dengan mesin pembakaran.

Terkait dengan banyaknya sampah yang mengaliri drainase, Untung Suardi, mengharapkan dukungan masyarakat agar bersama-sama menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. “Jangan membuang sampah ke saluran air atau drainase karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan,” pintanya.(maq)

BAGIKAN