Riau, edisiana.com-Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP Provinsi Riau, Haldun SH, MH menegaskan, saat ini Indonesia darurat narkoba. Pasalnya narkoba di negara ini adalah melalui jaringan internasional. Yang masuk melalui jalur laut.
Menurutnya, jaringan internasional yang beroperasi di Indonesia berasal dari Afrika Barat, Iran, Tiongkok, Pakistan, Malaysia dan Eropa.
“Fakta Indonesia darurat narkoba juga berasal dari jalur masuk terutama melalui jalur laut dan pelabuhan tidak resmi,” tuturnya seperti dilansir mediacenter.riau.go.id pada Kamis, 12 November 2020.
Bukti lain, para nara pidana (napi) narkoba masih mangandalkan peredaran narkoba dari dalam penjara. “Saya berharap masyarakat jauhi narkoba. Karena sekali mencoba maka akan ketergantungan,” himbaunya.
Sementara itu, Asisten I Setdaprov Riau, Jenri Salmon Ginting mengatakan, peredaran narkotika merupakan ancaman besar bagi bangsa Indonesia.
Menurutnya, beberapa gambaran ancaman narkotika di Indonesia di antaranya letak geografis Indonesia yang terbuka. Akibatnya, narkoba mudah masuk dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Berikutnya demografis yang sangat besar juga menjadi pasar potensial peredaran gelap narkoba,” tambah dia di acara FGD penyusunan rencana aksi Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN) yang diikuti oleh Perangkat Daerah lingkup Pemprov Riau di Kantor Bappedalitbang Provinsi Riau.
Ancaman ketiga, ia melanjutkan, peredaran gelap narkoba. Yang menyasar orang dewasa dan remaja juga anak-anak. Dan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba sebesar 2,2 persen atau lebih kurang 5 juta jiwa.
“Hasil penelitian juga menyatakan bahwa diperkirakan setiap hari rata-rata 30 hingga 50 meniggal dunia karena narkoba,” jelasnya.(maq)