Batam, edisiana.com – Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan, Binsar Tambunan, mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Pulau Batam, sumber air baku yang digunakan berasal dari enam waduk yang terdapat di Pulau Batam.
Dam, tersebut yaitu Sei Harapan, Sei Ladi, Muka Kuning, Nongsa, Duriangkang dan Tembesi (belum beroperasi), dengan kapasitas waduk sebesar 25.360.990 m3, kapasitas IPA/ WTP terpasang sebesar 3.160 liter per detik, kapasitas produksi air bersih sebesar 3.991,62 liter per detik (tahun 2019).
Proyeksi kebutuhan air minum didasarkan pada jumlah penduduk, jumlah dan jenis kegiatan perkotaan yang memerlukan air.
Dan rata-rata pemakaian air di Pulau Batam (22 m3/KK/bulan). Kebutuhan air terdiri dari domestik dan non domestik.
“Kebutuhan domestik adalah kebutuhan yang berdasarkan jumlah penduduk dan pemakaian air. Sedangkan kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air untuk kegiatan penunjang kota, yang terdiri dari kegiatan komersil, industri, dan kegiatan lain,” jelas Binsar Tambunan kepada media, Sabtu, 10 Oktober 2020.
Dari catatan konsumsi air dari PT ATB, sebesar 77 persen dari air produksi digunakan untuk domestik. Dan 23 persen digunakan untuk non domestik.
Proyeksi kebutuhan air hingga tahun 2045 sebesar 7.081 liter per detik, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kota Batam diperlukan beberapa potensi alternatif.
Salah satunya pemasokan air baku dari Waduk Tembesi ke Waduk Muka Kuning untuk pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut.
Dengan demikian diharapkan tinggi muka air Waduk Muka Kuning akan mengalami peningkatan untuk ketersediaan air baku yang akan diproduksi di IPA waduk tersebut.
“Tahun depan kita akan segera membangun instalasi pengolahan air kapasitas 350 liter per detik di Waduk Muka Kuning. Diharapkan ini mampu memenuhi kebutuhan beberapa tahun ke depan, di mana kebutuhan air bersih meningkat 100 liter per detik setiap tahun,” kata Binsar Tambunan. (maq)