edisiana.com – Manchester City dikabarkan segera merampungkan transfer Rayan Aït-Nouri dari Wolverhampton Wanderers. Bek asal Aljazair itu direncanakan mengisi peran wing-back kiri, sebuah posisi yang secara taktik sangat penting dalam sistem permainan Pep Guardiola. Namun, apakah Aït-Nouri benar-benar cocok dengan filosofi “The Sky Blue”?
Kelebihan Teknis dan Kesesuaian Filosofis
Menurut Edu Rubio, mantan pelatih Wolves yang pernah bekerja dengan Aït-Nouri pada musim 2022-23, sang pemain sangat cocok dengan pendekatan berbasis penguasaan bola yang diterapkan Guardiola.
Menukil BBC, Rubio menambahkan kemampuan teknis Aït-Nouri di ruang sempit, ditambah dengan keterampilannya dalam menggiring bola dan membawa bola ke area lawan, merupakan aset penting yang dibutuhkan City – terutama ketika tim menghadapi lawan dengan blok pertahanan rendah.
Dalam skema Guardiola, full-back atau wing-back tidak hanya bertugas bertahan, tetapi juga membantu membangun serangan dari lini belakang dan menembus garis tekanan lawan.
Aït-Nouri memiliki kapasitas tersebut, menjadikannya kandidat menarik untuk peran inverted full-back atau bahkan sayap murni tergantung kebutuhan taktik.
Perkembangan Defensif dan Fleksibilitas
Secara defensif, Aït-Nouri menunjukkan perkembangan signifikan sejak bergabung ke Premier League. Duel satu lawan satunya berada di tingkat tinggi, dan secara fisik ia mampu mengimbangi tekanan lawan.
Ia juga dikenal sebagai pemain yang serba bisa – bisa bermain sebagai bek kiri klasik, wing-back, atau bahkan inverted full-back yang masuk ke tengah lapangan.
Fleksibilitas ini tentunya menjadi nilai tambah di bawah Guardiola yang kerap memodifikasi peran pemain sesuai kebutuhan pertandingan.
Poin yang Perlu Ditingkatkan
Meski potensinya besar, Aït-Nouri masih punya sejumlah pekerjaan rumah. Salah satunya adalah pengambilan keputusan saat menguasai bola.
Ia terkadang terlalu lama mengontrol bola dan memperlambat tempo permainan – sesuatu yang bisa menjadi hambatan dalam sistem permainan cepat dan efisien City.
Aspek lain yang perlu ditingkatkan adalah kontribusinya di sepertiga akhir lapangan. Rasio assist dan kualitas akhir umpannya masih belum konsisten.
Dalam tim seperti Manchester City, ekspektasi untuk memberi kontribusi langsung terhadap gol sangat tinggi, terutama dari pemain yang beroperasi di sisi sayap.(maq)