edisiana.com – Transfer Gianluigi Donnarumma ke Manchester City resmi terwujud dengan nilai sebesar €35 juta. Namun, kedatangan kiper asal Italia itu menimbulkan tanda tanya besar: apakah Donnarumma cocok dengan filosofi permainan Pep Guardiola yang menekankan distribusi bola dan peran aktif kiper dalam membangun serangan?
Langkah ini mengejutkan banyak pihak. Donnarumma sebelumnya telah mengumumkan perpisahan dari Paris Saint-Germain di laga terakhir di Parc des Princes dan secara terbuka menyapa para suporter serta rekan setimnya. Sejak saat itu, masa depannya dipenuhi spekulasi.
Ia sempat dikabarkan akan bergabung dengan Manchester City, namun sempat membatalkan niat tersebut karena menunggu kejelasan terkait masa depan Ederson.
Ketika kepergian kiper Brasil itu tak kunjung terjadi, rumor pun beralih ke klub lain, termasuk Galatasaray. Namun pada akhirnya, segalanya berbalik arah dan Donnarumma resmi berseragam City.
Rekrutmen Strategis atau Kompromi?
Meski nilai transfernya dinilai cukup masuk akal untuk kiper berpengalaman sekelas Donnarumma, pertanyaan besar muncul terkait gaya mainnya. Donnarumma dikenal bukan sebagai kiper “ball-playing” murni seperti yang diinginkan Guardiola.
Seperti dilansir Mundo Deportivo, statistik musim 2024–2025 menunjukkan perbedaan mencolok: Ederson mencatat 811 umpan, sementara Donnarumma hanya 552. Tingkat keberhasilan umpan jauh Ederson juga lebih baik, 65,3 persen dibandingkan Donnarumma yang hanya 57,1persen.
Gaya Bermain Kontras dengan Tiki-Taka
Pep Guardiola selama ini dikenal sebagai pelatih yang tak pernah berkompromi dengan filosofi bermainnya. Sejak masa kejayaannya bersama Barcelona, pendekatan tiki-taka yang menekankan penguasaan bola dan akurasi umpan selalu menjadi fondasi permainan timnya.
Donnarumma, dengan kemampuan distribusi bola yang masih diragukan, seolah menjadi sosok yang bertolak belakang dengan gaya tersebut.
“Pep seakan mengkhianati dirinya sendiri. Jika Donnarumma tidak segera beradaptasi, bisa jadi ia hanya akan menjadi pelapis di bangku cadangan,” tulis salah satu pengamat di media Inggris.
Tantangan untuk Sang Kiper dan Pelatih
Fakta bahwa PSG melepas Donnarumma karena ia menolak memperpanjang kontrak yang berakhir pada Juni 2026, menambah kompleksitas situasi.
Kini, di bawah asuhan Guardiola, Donnarumma harus meningkatkan permainannya, khususnya dalam hal distribusi bola dan permainan kaki—atau bersiap menghadapi persaingan berat di bawah mistar.
Apakah Pep akan membentuk Donnarumma menjadi sosok baru sesuai visi permainannya, atau justru kembali ke pasar transfer untuk mencari kiper yang lebih “alami” dalam memainkan bola?(maq)