edisiana.com – Atlet Tiongkok, Lian Junjie dan Hao Yang untuk memenangkan emas di Olimpiade Paris mengalami pengorbanan besar. Sehari latihannya samapi 12 jam dan tidak ketemu keluarga selama tiga tahun.
Hal itu diungkapkan oleh penyelam Jerman Timo Barthel. Barthel mengatakan aturan ketat yang diterapkan tim selam Tiongkok memainkan peran utama dalam kesuksesan mereka di Olimpiade.
“Bahkan dengan performa terbaik kami, kami akan finis di urutan keenam hari ini,” kata Barthel seperti dilansir MetroSports pada hari ini.
“Dan di Jerman, medali itu penting. Semua orang membicarakan dan melaporkannya. Dan apakah kami finis keempat atau ketujuh tidak membuat banyak perbedaan,” imbuhnya.
“Jadi saya bangga pada kami dan senang kami berhasil dan lolos. Kami berada di final, kami berada di posisi ketujuh, dan tidak ada yang bisa merebutnya dari kami,” sambungnya.
‘Itu adalah kompetisi terberat tahun ini. Gila. Saya tidak tahu apakah saya pernah melihat 490 sebelumnya. Persaingan yang luar biasa,” ucapnya.
Dia mengklaim bahwa beberapa pesaingnya sudah tiga tahun tidak bertemu keluarga mereka. Dan setiap hari 12 latihan.
Barthel pun mengakui hadiah uang yang ditawarkan untuk meraih emas tidak cukup meyakinkan dirinya untuk meniru gaya hidup atlet Tiongkok.
“Saya mendengar di berita bahwa kami mendapat €20.000 [£16.800] untuk medali emas di Jerman. Apakah itu layak? Untuk €20.000? Bahwa kamu menunda seluruh hidupmu? tutur Barthel.
Sementara itu Tom Daley dan Noah Williams dari Tim Inggris di antara enam penyelam lain yang masuk final 10m putra pada hari Senin lalu.
Mereka dikalahkan untuk meraih medali emas oleh duo Tiongkok Lian Junjie dan Hao Yang.
Daley dan Williams finis dengan 463,44 poin tetapi terpesona oleh penampilan mengesankan dari Lian dan Yang, yang memimpin acara tersebut sejak putaran pertama dan berakhir dengan 490,35 poin.
“Orang Tiongkok melakukan hal yang luar biasa hari ini. Mereka berada dalam performa yang luar biasa. Setiap penyelaman mereka sempurna,” kata Daley.(maq)