edisiana.com – Para peneliti membuat terobosan mengatasi hama mikroba yang sangat mematikan pohon pisang yang dikhawatirkan akan musnah. Penyakit layu pisang ini diduga dari Indonesia dan Malaysia
Para peneliti seperti dilansir media Inggris Metro, berharap hal ini dapat membantu memperlambatnya, atau bahkan menghentikannya sepenuhnya, dan menghindari Bananapocalypse atau kiamat pisang.
Para peneliti menemukan bahwa genom strain berbahaya ini menghasilkan lebih banyak oksida nitrat dan virulensinya sangat berkurang ketika dua gen yang terkait dengan ini dihilangkan.
Penulis utama Yong Zhang mengatakan bahwa mengidentifikasi rangkaian genetik ini membuka banyak jalan strategis untuk mengurangi, atau bahkan mengendalikan, penyebarannya.
Makalah tersebut diterbitkan di Nature Microbiology, menjelaskan bagaimana Layu Fusarium pada pisang disebabkan oleh patogen jamur bernama Fusarium oxysporum yang ditemukan di dalam tanah.
Strain yang menimbulkan kekhawatiran (dikenal sebagai TR4) diduga berasal dari Indonesia dan Malaysia.
Penyakit ini pertama kali dilaporkan di Taiwan pada tahun 1989. Dan sejak itu telah menyebar ke Australia, Filipina, Tiongkok, dan baru-baru ini ke Timur Tengah, India, dan Vietnam.
Pada tahun 2019 penyakit ini menyebar ke Kolombia, dan kemudian ke Peru dua tahun kemudian. Sehingga menimbulkan kekhawatiran besar terhadap pasokan karena kedua negara di Amerika Selatan ini merupakan wilayah pengekspor pisang terbesar di dunia.
Jika pisang Cavendish punah, maka ini akan menjadi kepunahan pisang massal kedua sejak tahun 1950an.
Sebelumnya, pisang yang dominan dimakan di dunia adalah Gros Michel. Sebagai peringatan akan apa yang akan terjadi, penyakit ini hampir musnah seluruhnya oleh strain penyakit layu pisang yang berbeda.
Dan Cavendish yang lebih tahan terhadap penyakit dikembangkan untuk menggantikannya.
Li-Jun Ma, profesor di Universitas Massachusetts Amherst dan penulis senior makalah tersebut, mengatakan,”Kami telah menghabiskan 10 tahun terakhir mempelajari wabah baru penyakit layu pisang ini,” seperti dilansir media Inggris Metro.
“Kita sekarang tahu bahwa patogen perusak pisang Cavendish TR4 tidak berevolusi dari ras yang memusnahkan pisang Gros Michel,” jelas Li-Jun Ma.
“Genom TR4 mengandung beberapa gen tambahan yang terkait dengan produksi oksida nitrat, yang tampaknya menjadi faktor kunci dalam virulensi TR4,” terangnya lagi.
Meskipun terdapat lebih dari 1.000 jenis pisang, jarang ditemukan selain Cavendish di toko-toko di Inggris.
Profesor Ma menunjukkan bahwa meskipun jamur ini telah dijinakkan, pisang masih rentan karena kurangnya keanekaragaman jenis pisang yang kita makan.
“Ketika tidak ada keanekaragaman dalam tanaman komersial yang besar, tanaman tersebut menjadi sasaran empuk bagi patogen,” ujarnya.
“Lain kali Anda berbelanja pisang, cobalah beberapa varietas berbeda yang mungkin tersedia di toko makanan khas setempat Anda,” tutupnya.(maq)