edisiana.com – Alejandro Garnacho sempat menjadi pemain masa depan Manchester United. Bahkan digadang-gadang jadi The Next Cristiano Ronaldo. Namun sekarang masuk kotak di masa asuhan Ruben Amorim.
Musim panas lalu, ia terlihat di antara pemain yang tidak tersentuh di United bersama Rasmus Hojlund dan sesama pencetak gol di final Piala FA Kobbie Mainoo.
Namun, ada juga pernyataan diam-diam bahwa United harus menghasilkan dana untuk meredakan kekhawatiran seputar Aturan Keuntungan dan Keberlanjutan (PSR) dan merekrut pemain.
Kepindahan Garnacho dipandang sebagai cara untuk menghasilkan dana bagi penyerang bulan ini. Mainoo juga tidak lagi menjadi target.
Pertimbangkan pula bahwa Garnacho tidak cocok secara alami dengan sistem 3-4-2-1 yang telah dijanjikan oleh pelatih Ruben Amorim.
Dan ia tidak akan pernah goyah karenanya dan situasi ini menjadikan Garnacho, korban utama untuk pindah.
Di sisi finansial, biaya Garnacho yang akan ia dapatkan sekitar £60 juta. Yakni merupakan keuntungan murni sebagai pemain lokal.
Kemenangan besar yang akan memberi banyak ruang bagi Amorim untuk merekrut pemain yang lebih cocok dengan sistemnya.
“Ia berbakat. Ia perlu belajar bermain di posisi yang berbeda. Ia perlu bermain lebih baik di dalam,” ujar Rúben Amorim dinukil dari Daily Mail pada Ahad, 26 Januari 2025.
“Ia banyak berkembang dalam posisi pemulihan saat ia tidak menguasai bola. Namun, saat melakukannya, terkadang ia tidak berada di posisi yang tepat untuk melakukan transisi seperti yang ia lakukan di masa lalu,” tambahnya menjelaskan.
Awal musim ini ia dikeluarkan dari skuad United untuk derby Manchester. Lantaran menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap Amorim di Plzen setelah tampak membelakangi Amorim dan pergi saat bos United memberinya instruksi di pinggir lapangan.
Hal ini disebabkan oleh kesalahpahaman, yang ditegaskan oleh fakta bahwa Garnacho telah diterima kembali dalam kelompok yang tidak dimiliki Rashford.
Ia bisa sangat pendiam di luar lapangan dan ia menjaga lingkaran terdekatnya tetap kecil. Dalam laporan itu menyatakan bahwa meskipun ia mengidolakan Cristiano Ronaldo, yang sempat bermain bersamanya di United, Garnacho berbeda darinya.
Terutama dalam hal bahwa pemain Argentina itu sering kali tampak malu-malu di depan orang lain, sesuatu yang tidak pernah terjadi pada Ronaldo.
Bahkan di tengah pengawasan ketat seputar masa depannya dan kekalahan mengecewakan dari Brighton pada hari Minggu, Garnacho, bersama Amad Diallo, bertekad untuk menghadiri acara sekolah dasar di Moss Side.
Di mana ia bermain pertandingan di taman bermain sebelum mengadakan sesi tanya jawab.
Kritik dari para penggemar juga lebih menyakitkan bagi Garnacho dibandingkan yang lain. Awal musim ini, sebelum menghadapi PAOK di Liga Europa, ia menjadi sasaran dan dikonfrontasi di luar Old Trafford oleh seorang pendukung yang mengkritik penampilannya.
Beberapa hari kemudian ia mencetak gol melawan Leicester dan memilih untuk tidak merayakannya. Bruno Fernandes menilai Garnacho merasa ia telah kehilangan kepercayaan dari beberapa penggemar.
Tak lama setelah itu ia menjadi kambing hitam di dunia maya atas tuduhan bahwa ia adalah sumber kebocoran berita tim yang keluar dari ruang ganti.
Sumber-sumber United dengan tegas percaya bahwa Garnacho tidak pernah membocorkan susunan pemain dan merasa ia menjadi sasaran yang tidak adil tak lama setelah dikonfrontasi oleh penggemar di lapangan.(maq)