Riau, edisiana.com – General Manager PLN UIW Riau dan Kepulauan Riau Agung Murdifi mengatakan sekarang ini daya mampu Riau 1.066,9 megawatt (MW) dan beban puncak 942 MW. Artinya Provinsi Riau memiliki daya surplus sebesar 124,9 MW.
Oleh sebab itu, ia menambahkan memastikan PLN akan terus berupaya memberikan yang terbaik kepada setiap pelanggan, termasuk perusahaan – perusahaan yang bergerak di bidang Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
“PLN siap memenuhi permintaan penyambungan baru dan tambah daya untuk semua golongan pelanggan termasuk kalangan industri,” ungkap Agung seperti dilansir Mediacenter Riau.
Agung menargetkan peningkatan konsumsi listrik di Riau dan Kepri, salah satunya di sektor industri. Salah satunya melalui akuisisi _captive power_ atau pembangkit listrik milik industri menjadi suplai dari PLN.
“Selain lebih hemat, pelanggan dapat berfokus pada bisnis intinya karena seluruh kebutuhan kelistrikannya bakal dilayani PLN,” ucap Agung.
Di Riau tren industri beralih menggunakan listrik dari PT PLN (Persero) kini kian banyak. Salah satunya perusahaan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit di Riau, PT Gandaerah Hendana memilih memanfaatkan listrik PLN.
Selain lebih andal, penggunaan listrik PLN juga lebih hemat hingga 59 persen dibanding memakai mesin pembangkit sendiri.
Oleh karena itu PT Gandaerah Hendana melakukan kerja sama Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan daya 415.000 VA dengan PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Riau dan Kepulauan Riau.
“Setiap bulan kami mengeluarkan biaya operasional Rp 300 jutaan untuk bahan bakar minyak (BBM). Berdasarkan perhitungan yang telah kami lakukan, penggunaan listrik dari PLN dapat menghemat sekitar 59 persen atau sekitar lebih dari Rp 170 juta,” ungkap Direktur Operasional PT Gandaerah Hendana, Hendra.(maq)