Bola, edisiana.com – Manchester City kalah. Tapi kalahnya tipis 1-2. Yang menaklukan Leeds United. Tim yang ditukangi oleh Bielsa, gurunya Pep Guardiola.
Dalam segala hal sebenarnya City unggul. Penguasaan bola menang. Tendangan ke arah gawang juga menang. Apalagi operan bola. Jelas-jelas unggul.
Penguasaan bola ini yang paling mencolok angkanya. City memiliki 72 persen. Dengan komposisi itu Torres dkk acap kali hanya main setengah lapangan.
Dan lawannya Leeds menggunakan taktik parkir bus. City pun mengalami kesulitan menembus lini pertahanan. Hanya mentok di luar kotak penalti.
Bernardo Silva yang diharapkan Pep Guardiola seperti Messi, bisa menerobos tak kunjung menembus pagar beton Leeds. Silva hanya bisa berputar-putar saja.
Kekalahan dengan taktik parkir bus ini sudah sering dialami anak asuh Pep Guardiola. Bukan hanya pada pertandingan tadi malam saja.
Musim lalu, West Ham United juga mengalahkan dengan taktik ini. Begitu juga Leicester City. Hingga akhirnya City gagal mempertahankan gelar.
Lawan telah membaca kelemahan ini. Untuk mengalahkan The Citizens. Untuk menutup kekurangan tersebut, klub yang markas di Kota Manchester ini butuh seorang seperti Messi.
Karena, Messi memiliki keahlian untuk melewati dua atau tiga pemain di kotak terlarang. Dalam ruang sempit pun Messi bisa menciptakan gol. Bagaimana Pep Guardiola?
Pep Guardiola mengaku kelemahan timnya gagal mengendalikan serangan balik Leeds.
“Kami memainkan permainan yang sangat bagus. Gol yang kami berikan kepada mereka. Kami solid dan membuat kesalahan untuk serangan balik. Kami tidak mengendalikannya,” tutur Pep seperti dilansir BBC.
Menurutnya, kegagalan penyerang mencetak gol adalah bagian dari permainan. “Dan kami terus mencoba tetapi tidak bisa mencetak gol,” ujar dia.(maq)