Riau, edisiana.com – Magot yang merupakan ulat yang tumbuh di kelapa sawit di Riau diekspor ke luar negeri. Sebab, ulat yang bisa diolah jadi pakan ternak itu permintaannya sangat tinggi di pasar luar negeri.
Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Rahmat Setiawan, belatung atau magot yang dihasilkan dari bahan limbah tersebut memiliki protein yang tinggi untuk pakan ternak.
“Magot atau ulat memiliki protein yang cukup tinggi untuk pakan ternak dan ini ditumbuhkan menggunakan limbah sawit bungkil-bungkil sawit, dan magot yang diproduksi dari limbah tersebut tidak bauk akan tetapi wangi,” kata Rahmat Setiawan seperti dilansir mediacenter.riau.go.id pada Jumat, 4 Desember 2020.
Olahan bisa dihasilkan bermacam-macam seperti pakan ayam, burung, dan hewan lainnya. Selain itu juga bisa untuk pakan ikan dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan komestik.
“Saya tau karena sebelumnya saya juga pernah buat dan magot ini memiliki kandungan protein cukup tinggi untuk pakan ternak baik itu pakan ternak yang di daratan maupun di air,” terangnya.
Menteri Pertanian Republik Indonesia (RI) Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim, Syahrul Yasin Limpo mengatakan komoditas pertanian yang ada di Riau ini banyak sekali jenisnya antara lain seperti dari kelapa sawit dan turunannya. Kemudian yang spesifik yaitu belatung pengurai sampah (magot).
Ia menjelaskan bahwa sekarang permintaan magot sangat tinggi dari beberapa negara. Kedatangannya ke Riau juga untuk melakukan peninjauan lokasi karena magot ini nantinya akan menjadi industri terbesar di dunia.
“Suatu saat kita berharap ini akan terjadi dimasa yang akan datang, karena Riau punya potensi yang sangat besar,” harapnya di saat pelepasan ekspor komoditas pertanian yang berlangsung di PT Bio Cycle Indo beralamat di Jalan Garuda Sakti, Kabupaten Kampar, Jumat kemarin.(maq)