edisiana.com – Noah Lyles keluar sebagai juara manusia tercepat di dunia di ajang Olimpiade Paris pada Minggu malam. Pelari asal Amerika Serikat itu mendapatkan mendali emas.
Dengan waktu terbaik pribadinya 9,784 detik yang membuatnya melewati lapangan Stade de France yang penuh dengan pelari cepat elit. Seperti Lyles meraih medali emas Olimpiade pertamanya di final 100 meter.
Kemenangan tersebut ia raih dengan mengalahkan peraih waktu tercepat dunia tahun ini, Kishane Thompson dari Jamaika, dengan selisih 0,005 detik.
Itu adalah final 100 meter terdekat sejak setidaknya Moskow pada tahun 1980 — atau mungkin selamanya. Saat itu, Allan Wells dari Inggris mengalahkan Silvio Leonard dengan tipis dalam 10,25 detik di era ketika waktunya tidak turun hingga seperseribu detik.
“Yang gila adalah [ahli biomekanik] saya, Ralph Mann, sebelum saya berangkat ke Paris, dia berkata,”seberapa dekat jarak pertama dan kedua satu sama lain,'” kata Lyles seperti dilansir ESPN sambil mengangkat tangannya antara jari telunjuk dan ibu jarinya.
Lyles adalah orang Amerika pertama yang memenangkan perlombaan terkenal sejak Justin Gatlin pada tahun 2004.
Jika Lyles lolos ke final lari 200 meter pada Rabu malam, dia akan berpeluang merebut medali emas kedua.
Satu-satunya medali Olimpiade Lyles lainnya adalah perunggu, yang ia peroleh pada nomor 200 di Olimpiade Tokyo tiga tahun lalu.
Final lari 100 meter hari Minggu menampilkan peraih medali emas lari 100 meter Olimpiade, Marcell Jacobs dari Italia; Thompson, pemain Jamaika yang masuk dengan waktu tercepat dunia tahun ini (9,77); dan dua rekan satu tim Lyles di Amerika, Kenny Bednarek dan Fred Kerley.
Kerley berada di urutan ketiga, mendapat perunggu dalam 9,81 detik. Bednarek finis ketujuh dengan catatan waktu 9,88 detik.
Waktu Thompson di final hanya 0,02 detik lebih lambat dari yang ia catat pada uji coba Jamaika awal musim panas ini. Penampilan luar biasa dalam waktu 9,77 detik itu tampaknya merupakan indikasi jelas bahwa ia akan naik podium di Paris.
“Saya akan kecewa, tapi saya sangat bahagia dan bersyukur pada saat yang sama. Saya hanya harus menerima apa adanya dan bergerak maju dari sini,” terang Thompson.
Thompson memimpin sebagian besar sprint, sampai Lyles berlari melintasi 10 meter terakhir. Meski begitu, tampak jelas bahwa balapan sedang menuju penyelesaian foto yang mendebarkan.
“Saya sendiri tidak cukup sabar dengan kecepatan saya,” ujar Thompson.(maq)