Bola, edisiana.com – Luka para pemain Ghana belum juga hilang terhadap Luis Suarez pada kejadian 12 tahun silam. Mereka tetap tidak memaafkan pemain Atletico Madrid itu.
Cerita begini. Pada 2010 Ghana bertemu Uruguay di perempatfinal Piala Dunia. Di menit ke 120 Suarez menggunakan tangannya untuk menghentikan gol yang ditanduk pemain Ghana di depan gawang.
Saat itu skor masih imbang 1-1. Dan jika gol akan memastikan tempat Ghana di semifinal. Wasit melihat pelanggaran memberikan kartu merah kepada Suarez.
Laga pun akhirnya melalui adu penalti. Namun Asamoah Gyan gagal mencetak penalti. Uruguay kemudian memenangkan adu penalti di Johannesburg sebelum kalah dari runner-up Belanda di empat besar. Spanyol kemudian memenangkan turnamen.
Ghana akan menjadi tim Afrika pertama dalam sejarah yang mencapai semifinal kompetisi jika mereka menang. Penting juga untuk dicatat bahwa turnamen itu diadakan di Afrika Selatan, pertama dan satu-satunya Afrika menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Dan ada Piala Dunia tahun ini Uruguay dan Ghana bertemu lagi. Tepatnya pada 2 Desember. Mereka satu grup dengan Korea Selatan dan Portugal.
Suarez, sekarang berusia 35 tahun, diperkirakan akan menjadi bagian dari skuad negaranya untuk turnamen untuk final Piala Dunia keempatnya.
Pemain Ghana John Paintsil dan Hans Sarpei mengakui tidak bisa memaafkan Suarez atas tindakannya di Johannesburg.
Paintsil menghabiskan enam tahun karirnya di Inggris, mewakili West Ham , Fulham dan Leicester mengaku merasa ditipu.
“Kami ditipu. Untuk membersihkan bola dari garis dengan tangan dan itu seharusnya menjadi gol. Saya pikir, saya orang terakhir di garis, melihat tangannya menyentuh bola seharusnya menjadi gol,” ucapnya seperti dilansir Mirror pada Sabtu ini.
Sarpei menambahkan dia tidak bisa memaafkannya karena itu bukan kecelakaan. “Dia tahu apa yang telah dia lakukan. Kami menangis dan melihat seseorang yang telah menipu kami sedang merayakannya. Bagaimana saya bisa memaafkannya? Tidak pernah. Tidak akan pernah,” tegasnya.(maq)