Tahap Dua di Tanjung Uma
Batam, edisiana.com – Manager Pengelolaan Lingkungan BP Batam, Iyus Rusmana mengatakan, prioritas penyambungan IPAL di wilayah Batam Center dilakukan untuk mengamankan Waduk Duriangkang dari aliran limbah rumah tangga dan industri.
Setelah tersambung dengan pipa, seluruh limbah tersebut akan dialirkan dan diolah di IPAL Bengkong Sadai.
“Hasil olahannya akan menjadi air bersih sesuai dengan standard mutu lingkungan, kemudian pupuk kompos siap pakai yang setiap harinya mampu menghasilkan 18 meter kubik,” jelas Iyus.
Ia mengatakan, pihaknya sudah mengkaji bagaimana air hasil pengolahan limbah ini bisa dikembalikan ke lingkungan sekitar, seperti waduk-waduk di Batam.
“Target penyelesaian tahap awal pembangunan ini adalah Desember 2020, progresnya sudah 90,5 persen. Kenapa belum rampung seutuhnya? karena kami menemukan beberapa kendala, di antaranya pandemi Covid-19 yang menunda pekerjaan hingga hampir 10 bulan, kemudian cuaca ekstrem di awal tahun,” tutur Iyus.
Sedangkan pembangunan IPAL BP Batam tahap 2, Iyus mengatakan, rencananya akan mengajukan blue book dan green book kepada BAPPENAS dalam waktu dekat.
“Untuk prosesnya sendiri membutuhkan waktu satu sampai dua tahun. Di laporan tersebut, BP Batam mengajukan fasilitas yang akan menampung air limbah berkapasitas 33.000 meter kubik. IPAL tersebut akan menampung wilayah Nagoya hingga Tanjung Uma,” terangnya.
” Jika sudah ada IPAL di Tanjung Uma, maka perairan Tanjung Uma akan terbebas dari limbah yang berbahaya bagi kesehatan,” Iyus menambahkan.(maq)