edisiana.com – Ange Postecoglou siap- siap untuk kehilangan jabatan manajer selepas Tottenham Hotspur kalah 1-2 atas tamunya Leicester City pada Minggu malam. Padahal The Foxes, tim lemah dengan menderita kekalahan ke-13 di Liga Primer musim ini.
Awalnya gol Richarlison di babak pertama, membuat Ange Postecoglou lega dan tersenyum di babak pertama.
Namun Jamie Vardy dan Bilal El Khannouss di babak kedua membuat pelatih asal Australia itu terdiam.
Sebab tim asuhan Ruud van Nistelrooy, yang telah kalah dalam tujuh pertandingan liga sebelumnya, bertahan hingga akhir pertandingan.
Mereka meraih tiga poin penting yang membawa mereka keluar dari zona degradasi. Sekaligus memberi lebih banyak tekanan pada pelatih Spurs yang memiliki catatan tanpa kemenangan timnya di divisi tersebut bertambah menjadi tujuh.
“Siapa yang tahu?” jawab Ange Postecoglou dikutip dari ESPN, ditanya soal posisinya yang tengah terancam
Mantan bos Celtic itu menambahkan bahwa kekalahan itu menyakitkan, meskipun ia tidak bermaksud menunjukkan kepada para kritikus bahwa metodenya berhasil.
“Ya, itu menyakitkan. Sangat menyakitkan. Para pemain sudah memberikan segalanya. Kami akan melihat banyak hal, tetapi dalam hal usaha, saya tidak bisa meminta lebih dari tim ini, segalanya tidak berjalan sesuai keinginan kami hari ini,” terangnya menambahkan.
Sementara itu suasana di Stadion Tottenham Hotspur sudah memburuk bahkan sebelum peluit akhir berbunyi.
Para penggemar di beberapa bagian membentangkan spanduk yang bertuliskan: Dalam 24 tahun, 10 kali pergantian manajer dan hanya satu kali trofi. Karena itu mereka menyerukan perubahan terkait manajer.
Protes terhadap ketua Daniel Levy telah berkembang lebih keras dalam beberapa minggu terakhir karena performa tim telah merosot. Meskipun Postecoglou mengatakan ia mempertimbangkan untuk menyatukan klub sebagai bagian dari tugasnya.(maq)