Batam, edisiana.com – Ekspor perikanan masih primadona di Belakang Padang, Batam. Pada tahun 2019 lalu ekspor ikan ke Singapura mencapai Rp141,83 miliar. Dan tahun ini mengalami penurunan.
Data Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Batam, seperti dilansir mediacenter.batam.go.id menyebutkan pada tahun 2019 ekspor hasil perikanan melalui Pelabuhan Laut Belakangpadang tercatat 2.085.820 Kg (2.085 Ton) untuk komoditi segar/mati. Dan untuk komoditi hidup sebanyak 142.576 ekor. Dengan nilainya mencapai Rp141,83 miliar.
“Untuk tahun 2020 ini, kendati kondisi memprihatinkan akibat pandemi covid-19, ekspor hasil perikanan tujuan Singapura dari Wilayah Kerja Belakang Padang tetap berjalan. Namun memang terjadi penurunan,” kata Kepala SKIPM Batam, Anak Agung Gede Eka Susila melalui siaran pers, Rabu, 25 November 2020.
Volume ekspor hasil perikanan periode Januari-Oktober 2020 tercatat nilai ekspornya mencapai Rp66,37 miliar. Yakni dari untuk komoditi mati/segar
sebesar 1.966.505 Kg (1.966 Ton) dan 262.408 ekor untuk komoditi hidup.
Pelabuhan Laut Belakangpadang ini merupakan 1 dari 8 wilayah kerja pengkarantinaan ikan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan di Batam. Wilayah kerja lainnya yaitu Pelabuhan Laut Batam Centre, Punggur, Batuampar, Sekupang, Sagulung, Rempang, serta Sertifikasi Bandara Hang Nadim.
Ada pun hasil perikanan yang diekspor antara lain ikan kerapu, tenggiri, ketarap, kaci, baronang, manyung, selar, kembung, tongkol, mata besar, dingkis, bawal hitam, ekor kuning. Kemudian kerang, gonggong, udang, dan sirip hiu kering. Sementara untuk komoditi hidup yaitu lobster, kepiting bakau, rajungan, betutu, udang belalang, dan lobster air tawar.
“SKIPM Batam senantiasa hadir dan berkomitmen penuh untuk mendukung dan melayani ekspor hasil perikanan. Baik melalui wilayah kerja Pelabuhan Laut Belakangpadang maupun wilayah kerja lainnya guna memastikan wilayah perbatasan senantiasa terawasi dan terlayani dengan baik,” tuturnya.(maq)