San Mames, Tempat Spiritual yang Menanti Spurs dan MU di Final Liga Europa

48
Klub Athletic Bilbao dijuluki The Lion. Foto: via BBC

edisiana.com – Stadion San Mames, jantung sepak bola Basque dan rumah dari Athletic Club, bersiap menyambut pertandingan final Liga Europa yang mempertemukan Tottenham Hotspur dan Manchester United.

Bukan sekadar stadion, San Mames adalah tempat spiritual, simbol kebanggaan, dan warisan budaya yang mengakar dalam jiwa masyarakat Basque.

Di desa-desa Basque, suara alboka—alat musik tiup tradisional—dulu menjadi panggilan bahwa perayaan akan segera dimulai. Kini, dentingan khas itu kembali bergema, menjadi pembuka suasana karnaval setiap kali Athletic bermain, khususnya setelah kembalinya mereka ke Liga Champions.

Tak lama setelah txalaparta—instrumen pukul dari kayu—berhenti berdentum, bunyi tongkat yang memukul papan kayu menggema di tribun stadion berkapasitas 53.000 penonton.

BACA JUGA:  Madrid Diselamatkan Kemenangan Inter

Lalu, terdengarlah lagu kebangsaan klub yang legendaris:”Bagi kami semua, kamu milik kami. Karena kamu dilahirkan dari rakyat…”

“Lagu ini merangkum filosofi utama Athletic. Ada kedekatan emosional yang nyata antara para pemain dan klub, karena Anda biasanya mengenal seseorang yang anak atau kerabatnya pernah menapaki jenjang akademi Athletic sebelum membela tim utama,” jelas jurnalis asal Basque, Benat Gutierrez seperti dilansir ESPN pada hari ini.

Manchester United telah mencicipi kemenangan di San Mames musim ini, menyingkirkan tuan rumah di semifinal. Kini, mereka bersama Tottenham akan menjadikan stadion ini sebagai bagian penting dari sejarah klub masing-masing jika mampu mengangkat trofi pada Kamis dinihari.

BACA JUGA:  Manchester United Akan Copot Ten Hag Akhir Musim

San Mames bukan sembarang stadion. Dijuluki The Cathedral, tempat ini menyimpan aura spiritual yang mendalam. Di lokasi kuil kuno yang dulunya digunakan untuk memuja Saint Mammes—seorang anak yatim dari abad ketiga yang menenangkan singa yang dikirim untuk membunuhnya—para penggemar masih menunjukkan devosi. Dari kisah itulah julukan “Los Leones” lahir: The Lions.

San Mames adalah simbol identitas Basque. Seperti halnya Athletic Club, yang memegang teguh filosofi untuk hanya menurunkan pemain kelahiran atau yang besar di wilayah Basque—sebuah pendekatan yang oleh banyak orang disebut sebagai sesuatu yang “unik di dunia”.

Di sini, keanggotaan klub adalah warisan keluarga. Diteruskan dari generasi ke generasi seperti pusaka. Para pemain yang kini berada di lapangan pernah duduk di tribun, mengenakan seragam merah-putih, bermimpi suatu hari menjadi bagian dari tim yang mereka dukung.

BACA JUGA:  Arsenal Dihajar Liverpool Bertubi-tubi

Tradisi tetap dijunjung tinggi. Dari dentingan alboka dan txalaparta, hingga momen emosional saat pemain dan suporter menyanyikan ‘Txoria Txori’ bersama setelah laga. Bahkan, ada lagu lain dalam bahasa Basque tentang “kehilangan jenggot”, yang memperkuat ikatan emosional antara budaya dan sepak bola.

“Begitulah filosofi Athletic. Jika Anda mengubahnya, mungkin Anda bisa meraih lebih banyak gelar. Tapi mencintai Athletic berarti mencintai nilai dan identitasnya—bukan sekadar trofinya,” jelasnya.(maq)