
edisiana.com – Anggota Bidang Infrastruktur BP Batam, Mouris Limanto, mengungkapkan bahwa persoalan banjir di beberapa titik yang dikunjunginya disebabkan oleh kondisi topografi wilayah yang berbentuk cekungan seperti mangkuk.
Hal ini diperparah dengan saluran drainase yang terlalu kecil, adanya penimbunan sampah, saluran air yang terputus sehingga menghambat aliran air ke hilir, serta banyaknya bangunan yang berdiri di atas Garis Sempadan Sungai (GSS).
Sebagai solusi jangka panjang, Mouris menyebutkan perlunya pembangunan drainase baru dan kolam retensi untuk mengatasi permasalahan banjir tersebut.
“Untuk dalam waktu dekat, kami akan berkoordinasi dengan Pemko Batam untuk membantu pengerukan menggunakan alat berat. Sementara kolam retensi, rencananya tidak hanya menjadi kolam tangkapan air, namun juga dijadikan sebagai taman,” terangnya usai meninjau titik banjir dan longsor di wilayah Kecamatan Sei Beduk, akhir pekan lalu.
Peninjauan ini dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai faktor penyebab banjir di Kota Batam, mengevaluasi efektivitas penanganan yang telah dilakukan, serta merumuskan langkah konkret yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
“Peninjauan ini merupakan arahan langsung dari Bapak Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, dan Ibu Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra. Kami mempunyai komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan persoalan banjir dan longsor di Kota Batam,” ujar Mouris.
Sebagaimana diketahui, pengendalian banjir dan longsor ini merupakan tindak lanjut atas arahan Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra, dalam rapat koordinasi beberapa waktu lalu. Diharapkan, dengan tertanganinya permasalahan ini, masyarakat dapat merasakan langsung kehadiran dan kepedulian pemerintah di tengah-tengah mereka.(*)