
edisiana.com – Manajer Italia Roberto Mancini mengeluhkan krisis pemain top yang bisa dipilihnya untuk tim nasional yang bermain di Serie A.
Mancini percaya kurangnya anak-anak yang bermain sepak bola di jalanan adalah salah satu alasan kurangnya pemain baru bermunculan.
“Kami lebih buruk daripada Southgate,” kata Mancini yang mengomentari pelatih Inggris Gareth Southgate yang juga kekurangan dan menurunnya jumlah pemain Liga Premier.
Inggris bertandang ke Naples untuk memulai kampanye kualifikasi Euro 2024 melawan Azzurri pada Kamis.
Italia memenangkan Euro 2020 tetapi gagal lolos ke Piala Dunia berturut-turut pada 2018 dan 2022.
Tiga tim Serie A – Napoli, AC Milan dan Inter – mencapai delapan besar Liga Champions untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade.
Namun, kata Mancini, hal itu tidak berlanjut untuk peningkatan timnas.”Saya tidak tahu mengapa ada begitu sedikit striker, kami sangat terbatas untuk menyerang,” ujar Mancini dikutip dari BBC pada hari ini.
“Kami memiliki tiga tim di perempat final Liga Champions, tetapi dari tiga tim paling banyak ada tujuh atau delapan orang Italia. Inilah kenyataannya,” tambahnya menjelaskan.
Pemain papan atas Serie A Napoli adalah pencetak gol terbanyak Liga Champions musim ini, namun pemain bintang mereka adalah Victor Osimhen, yang bermain untuk Nigeria.
Hanya satu pemain kelahiran Italia yang masuk dalam 10 pencetak gol terbanyak Serie A: pemain Lazio Ciro Immobile di posisi kesembilan, tetapi dia cedera.
Mantan bos Manchester City itu mengatakan dia sedang mencari pemain liga lain – termasuk pemain depan Leeds United berusia 19 tahun Wilfried Gnonto.
Dia juga mengungkapkan soal
alasan kekurangan pasokan pemain top untuk dipilih.
“Kami dulu bermain selama tiga atau empat jam di jalan dan kemudian pergi berlatih, hari ini hal itu tidak lagi terjadi. Bukan kebetulan bahwa pemain masih ditemukan di negara-negara tersebut, seperti Uruguay, Argentina atau Brasil,“ pungkasnya. (maq)