Tuchel: Aubameyang, Striker Fantastis

883
Thomas Tuchel dan Aubameyang semasa dì Dortmund. Foto : Getty

Bola, edisiana.com – Thomas Tuchel menilai Aubameyang adalah striker fantastis jika sudah di lapangan. Dalam 95 pertandingan bersama Dortmund dia mencetak 79 gol.

“Auba adalah striker yang fantastis, finisher yang fantastis di lapangan. Tapi, lebih dari itu, dia adalah pekerja yang fantastis di luar lapangan,” jelas Thomas Tuchel  seperti dilansir Metro Sport pada Rabu, 12 Mei 2021.

Thomas Tuchel lagi mengenang waktunya menjadi pengasuh kapten Arsenal Pierre-Emerick Aubameyang di Dortmund.

Keduanya bekerja sama di Borussia Dortmund dan pada Rabu malam nanti akan berhadapan ketika Chelsea menyambut Arsenal dari Aubameyang di Stamford Bridge.

BACA JUGA:  Indonesia Tunggu Malaysia Atau Thailand di Semifinal Piala AFF

Aubameyang mencetak 79 gol dalam 95 penampilan di bawah asuhan Tuchel di Dortmund. Manajer Jerman itu berusaha mengontraknya saat menangani Paris Saint-Germain.

“Kembali di hari-hari di Dortmund, sangat menyenangkan memiliki dia di skuad, ” kata Tuchel.

Tuchel melewati masa dengan Aubameyang selama dua tahun. Ia mengaku Aubameyang pernah terlambat lima menit di tempat latihan. Dan rasa menyesal cukup tinggi.

BACA JUGA:  Irlandia Utara Imbang 1-1 Atas Rumania

“Tapi dia masih memiliki senyuman di wajahnya,” ujarnya.

“Itu adalah hubungan yang sangat andal karena dia memberikan jumlah gol yang luar biasa, kecepatannya unik di Bundesliga dan dia adalah pemain yang krusial. Orang yang agak gila, tapi cukup gila,” imbuhnya.

Menurutnya, ia masih berhubungan dan bertukar pesan ketika meraih kemenangan besar. “Dalam beberapa hal, dia akan tetap menjadi pemain saya, jadi saya ingin dia sukses dan bersenang-senang di mana pun dia berada,” tambahnya menjelaskan.

BACA JUGA:  Villa Bandrol Harga Luiz Rp1,9 Triliun

Lalu apakah Aubameyang seharusnya memenangkan lebih banyak dalam karirnya, Tuchel?

“Ya, karena dia adalah seorang pemenang. Kami memenangkan piala bersama di Dortmund. Saya tidak pernah merasa bahwa dia kurang memiliki keunggulan dalam mentalitasnya tentang keinginan untuk memenangkan banyak hal,” terangnya lagi.

“Tapi, jelas, dia tidak bisa melakukannya sendiri dan dia juga membutuhkan skuad top untuk bermain untuk bersaing di level tertinggi,” tutupnya.(maq)

BAGIKAN