edisiana.com – Tim asuhan Graham Potter bertandang ke King Power pada hari Sabtu besok. Dengan amunisi berbagai bintang mahal dan muda.
Sementara Leicester menjalani musim tersulit sejak kedatangan Rodgers pada 2019. Klub saat ini berada di urutan 15 klasemen, hanya dua poin di atas zona degradasi dan 10 poin di belakang Chelsea di urutan ke-10.
The Foxes telah kalah dalam empat pertandingan terakhir berturut-turut di semua kompetisi. Hanya mencetak satu gol pada waktu itu, hasil yang membuat manajer mereka berada di bawah tekanan yang signifikan.
Sedangkan The Blues mulai menunjukkan hasil yang mengesankan. Menang dengan Borussia Dortmund 2-0 di Liga Champions.
Kemenangan itu membuat Potter tekanan dari suporter mulai berkurang. Tapi pelatih berusia 47 tahun itu masih memiliki banyak masalah untuk diselesaikan.
Rodgers berbagi simpati untuk rekannya dalam masalah ini. “Saya telah menerima bahwa, jika Anda tidak memenangkan pertandingan, Anda berada di bawah tekanan,” kata Rodgers dikutip dari MetroSpoorts pada hari ini.
“Dari sudut pandang Graham, dia sangat baru di sana. Ini tantangan yang sulit karena dia memiliki begitu banyak pemain baru. Sulit untuk membuat 30 pemain senang,” tambahnya menjelaskan.
Rodgers melanjutkan, Chelsea sudah mendapatkan beberapa hasil yang bagus. Dan hanya menunggu waktu untuk menempatkan pada puncaknya.
Leicester pernah mengalahkan Chelsea di final Piala FA pada 2021. Sejak itu berjuang untuk bersaing di antara klub-klub terbesar liga, yang hanya meningkatkan tekanan pada Rodgers.
Dia menegaskan tidak dapat membandingkan situasi The Foxes dengan The Blues. Karena kondisi skuadnya jauh berbeda.
“Tidak adil membandingkan keduanya ketika melihat sumber dana untuk pemain. Ini seperti Ferrari dan Mini Cooper dalam balapan. Itu sulit di Mini,” terangnya.(maq)