Riau, edisiana.com – Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Riau, Tuah Laksamana Negara berharap pengiriman solar dipercepat di daerah krusial seperti daerah perbatasan. Karena bisa mengurangi kemacetan di sekitar stasiun pengisian bahan bakar umum.
Sehingga kata Laksamana Negara, tidak semakin mengkhawatirkan masyarakat, dan terus segera dicarikan solusinya serta barangkali jumlahnya bisa direvisi.
“Mau tidak mau, kami sudah lakukan juga edaran itu sesuai dengan ketentuannya. Tapi kan itu tak juga bisa menyelesaikan, masalahnya kuota ini yang jadi problem. Memang kuota ini,” katanya dikutip dari MCR pada hari ini.
Kuota bio solar untuk Provinsi Riau tahun 2022 hanya sebanyak 794.787 kiloliter. Sedangkan realisasi 2021 sekitar 824.000 kiloliter atau berkurang 9 persen.
Ia menambahkan, sebenarnya ada alternatif lain. Yakni SPBU telah menyediakan dexlite dan pertamina dex untuk mengantisipasinya. Namun harganya cukup tinggi.
“Tapi masyarakat itu lebih suka antre tapi yang penting murah. Tapi kita perlu sosialisasi ke depan mudahan ini cepat dilaksanakan,” sambungnya.
Terkait kelangkaan bio solar ini Pemerintah Provinsi Riau telah melakukan rapat. Pertemuan tersebut membahas pengawasan pendistribusian BBM di Provinsi Riau.
Rapat dipimpin langsung Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, SF Hariyanto, didampingi Kadis ESDM, Evarefita, dan Kepala Dinas Perhubungan Andi Yanto.
SF Haryanto mengatakan, terjadinya kelangkaan BBM bio solar ini tidak hanya di Riau, akan tetapi juga terjadi di beberapa provinsi lainnya.(maq)