edisiana.com – Bintang Maroko, Soufiane Rahimi kandidat kuat meraih topskor di ajang Olimpiade Paris dengan mencetak delapan gol di turnamen tersebut.
Sejauh ini saingannya adalah Fermin Lopez dan Jean Philippe Mateta yang masih main di final antara Prancis dan Spanyol pada malam ini untuk merebut mendali emas.
Fermin Lopez dari Spanyol Jean Philippe Mateta, pemain Prancis masing-masing mengoleksi empat gol.
Sementara itu, pemain Mesir Ibrahim Adel dan Marcelo Fernadenz dari Paraguay masing-masing hanya mencetak tiga gol.
Rahimi adalah salah satu pemain di atas umur yang diperbolehkan masuk tim Olimpiade U-23. Saat menjalani debutnya di Olimpiade Paris dia berusia 28 tahun.
Maroko terinspirasi sepanjang turnamen oleh tim putra seniornya, yang secara mengejutkan menjadi semifinalis Piala Dunia 2022.
Para pemain juga mendapat dorongan dari para penggemar setia yang mengikuti perjalanan tim di Prancis.
“Kami ingin memenangkan medali emas, tapi memenangkan pertandingan seperti ini, mendapatkan medali pertama bagi negara kami di sini dan di depan banyak penggemar kami, rasanya luar biasa,” kata pemain Maroko, Ilias Akhomach seperti dilansir ESPN pada hari ini.
Maroko juga mengalahkan Amerika Serikat 4-0 di Parc des Princes di Paris pada perempat final. Namun kemudian kalah dari Spanyol 2-1 di semifinal.
Penggemar Maroko tetap sangat memberikan dukungan mereka sepanjang turnamen.
Bahkan Di babak penyisihan grup, mereka membuat keributan dengan melempar botol dalam kemenangan 2-1 atas Argentina. Dan menyebabkan pertandingan dihentikan sekitar dua jam.
Dalam laga final ini, Mesir tanpa Omar Fayed, yang dikeluarkan dari lapangan dengan kartu merah di semifinal melawan Prancis.
Mesir juga kehilangan pemain sayap Zizo , salah satu pemain tim yang berusia di atas umur, yang harus keluar pada menit ke-12 setelah berhenti karena cedera.
Dan Mesir yang berada di peringkat keempat Mesir yang sebelumnya di tempat ketiga di Olimpiade di Amsterdam pada tahun 1928 dan Tokyo pada tahun 1964.(maq)