Bola, edisiana.com – Duel Manchester City Dan United pasti akan seru dan menarik pada Ahad, 6 Maret 2022 pukul 23.30 WIB. Sebab, dua-duanya bertekad menang.
Yang satu ingin memetik tiga poin untuk menjaga asa juara dan satu lagi Manchester United tentu ngotot mengejar empat besar klasemen Liga Inggris.
Dalam catatan pertandingan, tuan rumah seakan terkena kutukan. Sebab mempunyai catatan buruk dalam laga kandang. Juara bertahan Liga Premier ini cuma memenangkan satu dari tujuh pertandingan kandang terakhir mereka di semua kompetisi melawan United.
Dan sangat kontras dengan rekor impresif mereka di Old Trafford. Kedua tim sudah pasti membutuhkan tiga poin. Karena tadi City berusaha untuk menjaga jarak dengan Liverpool dan harapan United agar empat besar tidak tergoyahkan.
Seperti dilansir AFP, dalam perjalanan karir Pep Guardiola selalu memainkan penguasaan bola. Dan taktik ini telah dikuasai oleh musuh bebuyutannya Setan Merah.
Dan City terperangkap dalam beberapa tahun terakhir. Karena MU mengandalkan kecepatan para pemainnya. Khususnya serangan balik.
Oleh karena itu Pep Guardiola pun mencoba menghindari kutukan itu. Dengan mewaspadai ancaman yang ditimbulkan oleh pemain seperti Jadon Sancho dan Marcus Rashford yang memiliki kecepatan bola serangan balik.
“Tentu saja. Saya melihat titik lemah dan kekuatan. Namun bila saya melihatnya sebagai permainan yang mudah, saya tidak akan tidur nyenyak,” ujar Pep Guardiola dalam situ Manchester City.
“Saya harus melihat yang terbaik dari mereka dan yang ‘wow’. Saya selalu memikirkan versi terbaik dari mereka, jika tidak kami akan melakukan kesalahan,” imbuhnya menjelaskan.
Sementara itu, United memiliki statistik bagus sejak dipegang Ralf Rangnick. United baru satu kali mengalami kekalahan sejak Bulan Desember lalu.
“Kami tahu bahwa kami bermain melawan salah satu jika bukan tim terbaik di dunia, di Eropa pasti, dan di dunia,” kata pelatih Jerman, Rangnick seperti dilansir Metro Sports pada Jumat kemarin.
Menurutnya, City telah berkembang dengan baik sejak Pep tiba di Etihad. Dan hal yang sama terjadi di Bayern Munich dan di Barcelona ketika Pep Guardiola berapa di kedua klub itu. “Jadi dia salah satu manajer terbaik, paling berpengaruh dalam 10-15 tahun terakhir,” ucapnya.
“Kami pun tahu tim seperti apa dan gaya sepak bola seperti apa yang kami hadapi. Itulah mengapa kami bermain disiplin taktis. Ini akan membutuhkan banyak pekerjaan defensif, banyak berlari dengan bola, melawan bola, menunggu momen transisi dan kemudian mengambil peluang kami,” terangnya.(maq)