edisiana.com – Liverpool unggul melawan Newcastle sejak kickoff. Penampilan luar biasa dari kiper Dubravka membuat tim tamu tetap bertahan dalam permainan.
Tuan rumah melepaskan 18 tembakan di babak pertama dan satu tembakan Newcastle. Catatan ini terbanyak di paruh pertama pertandingan Premier League sejak April 2016 melawan Everton.
“Pertandingan gila. Kedua belah pihak menciptakan peluang.Saya berada di sana untuk mencoba membantu rekan satu tim saya. Sayangnya, mereka menciptakan begitu banyak peluang dan klinis,” terang Dubravka dinukil dari ESPN pada hari ini.
Peluang-peluang awal yang terbuang disambut dengan keluhan dari penonton Anfield. Termasuk tendangan Trent Alexander-Arnold menyusul kegagalan penalti Salah yang jauh di atas mistar gawang.
Alexander-Arnold juga melepaskan tendangan jauh dari sudut sempit yang membentur tiang jauh. Tapi mereka akhirnya berhasil mencetak gol setelah turun minum dan gawang terbuka.
“Pertandingan berlangsung sangat intens dan kami berhasil meraih tiga poin dan kini kami berada di puncak klasemen. Kami harus tetap tenang dan memenangkan setiap pertandingan,” kata Salah.
“Para pemain berbicara di ruang ganti. Kami harus tetap tenang. Saya tidak ingin berangkat ke tim nasional dengan penampilan seperti itu,” imbuhnya menegaskan.
Newcastle kini telah kalah empat kali dari lima pertandingan liga terakhir mereka. Dan akan menghadapi juara bertahan Manchester City pada 13 Januari. The Magpies juga akan menjalani putaran ketiga Piala FA dengan rival sengitnya Sunderland pada hari Sabtu pekan ini.
“Banyak yang terjadi. Pertandingan penuh aksi. Kami kecewa dengan cara kami bertahan,” kata manajer Newcastle Eddie Howe.
Howe berpendapat penalti kedua Salah, ketika Dubravka melanggar Jota seharusnya tidak diberikan wasit.
“Seharusnya tidak diberikan. Martin sudah menarik tangannya. Dia sudah dua langkah sebelum terjatuh. Bagi saya itu bukan penalti. Kami merasa berat untuk melakukannya,” jelasnya.(maq)